
KOTA MALANG – malangpagi.com
Kota Malang mencatat deflasi sebesar 0,21 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Mei 2025. Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang menyebut penurunan harga sejumlah komoditas hortikultura, terutama cabai rawit menjadi penyebab utama deflasi ini.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjarifudin, menjelaskan bahwa tren penurunan harga beberapa bahan pangan dan logam mulia turut menekan laju inflasi kota.
“Pada Mei 2025, Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,21 persen. Salah satu pemicunya adalah turunnya harga cabai rawit,” ujar Umar, Selasa (3/6/2025).
Data BPS menunjukkan, cabai rawit mengalami deflasi hingga 52,8 persen dengan kontribusi terhadap deflasi sebesar 0,17 persen. Beberapa komoditas lain juga mengalami penurunan harga signifikan.
Bawang merah tercatat mengalami deflasi sebesar 17,81 persen dengan andil 0,08 persen, sementara cabai merah turun 19,07 persen dengan andil 0,03 persen. Bawang putih pun ikut turun sebesar 5,17 persen dan memberikan andil sebesar 0,02 persen terhadap deflasi.
Tak hanya dari sektor pangan, komoditas emas perhiasan juga turut menyumbang deflasi, meskipun dalam skala kecil. Emas perhiasan mengalami penurunan harga sebesar 1,08 persen dengan andil 0,02 persen.
Beberapa komoditas lainnya yang berkontribusi terhadap deflasi Mei 2025 antara lain, Daging ayam ras: turun 1,29 persen (andil 0,02 persen), Labu siam: turun 15,4 persen (andil 0,02 persen), Jagung manis: turun 8,77 persen (andil 0,01 persen), Bensin: turun 0,14 persen (andil 0,01 persen), Wortel: turun 7,34 persen (andil 0,01 persen).
Dengan deflasi ini, inflasi tahun kalender (year to date/YTD) Kota Malang hingga Mei 2025 tercatat sebesar 0,94 persen. Sementara inflasi tahunan (year on year/YoY) dibandingkan Mei 2024 tercatat 1,36 persen.
“Angka deflasi Kota Malang ini masih lebih rendah dibandingkan Jawa Timur yang mencatat deflasi sebesar 0,34 persen dan nasional sebesar 0,37 persen,” pungkasnya. (Rz/YD)