malangpagi.com
Akibat konflik Rusia-Ukraina, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memprediksi harga mie ayam, mie instan, dan makanan berbahan baku gandum lainnya bakal mengalami kenaikan.
Pasalnya, Indonesia bukan negara produsen gandum. Oleh sebab itu setiap tahunnya mengimpor sekitar 1,6 juta ton gandum dari Ukraina.
“Karena sedang perang, pasti ada gangguan distribusi, dan mereka [Ukraina] mungkin tidak akan ekspor karena meningkatnya kebutuhan dalam negeri,” jelas Ketua YLKI, Tulus Abadi, dalam acara webinar yang diselenggarakan Indonesia Consumer Club (ICC) bertajuk ‘Harga Minyak Yang Digoreng Langka’, Selasa (1/3/2022).
Di samping itu, jika konflik antardua negara tersebut terus berlanjut, maka pasokan akan terganggu dan terjadi lonjakan harga di pasaran. Mengingat seberapa bergantungnya Indonesia pada impor gandum dari Ukraina.
Menurut Tulus. yang dilansir ussfeed.com, devisa Indonesia kemungkinan terkuras karena impor. “Jadi kalau kita menggemari roti atau mie instan, berarti devisa kita akan semakin terkuras karena kita harus impor. Risikonya sangat bergantung pada harga impor. Kecuali pemerintah punya uang banyak untuk mensubsidi atau memberi insentif. Ya sudah, kita sebagai bangsa pariah dalam bahan pangan menjadi sangat tergantung,” tandasnya. (Gibran/MAS)