
KOTA MALANG – malangpagi.com
Dalam rangka memperingati 12 tahun hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid yang lebih populer dipanggil Gus Dur, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Barisan Kader (Barikade) Gus Dur Kota Malang menyelenggarakan acara Haul Ke-12 Gus Dur, Rabu (29/12/2021).
Acara bertajuk Damai dan Cinta yang Ditabur Gus Dur tersebut bertempat di Gedung Olahraga Bima Sakti Kota Malang, dengan mengusung konsep keberagaman dan pluralisme. Di antara para undangan yang hadir tampak Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko, sejumlah kiai, ulama, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Usai penampilan Barongsai yang memukau menjadi pembuka acara, Wakil Walikota Malang Sofyan Edi Jarwoko mengawali sambutan dengan mengajak semua yang hadir untuk bersyukur, karena kecintaan kepada Gus Dur dapat bersama-sama menghidupkan dan menggelorakan pemikiran, ide, serta gagasan beliau.
“Nilai-nilai ilmu yang diusung Gus Dur selalu kita ingat. Bagaimana kegigihan beliau menebar rasa cinta, khususnya yang ada di Indonesia, dan seluruh belahan dunia pada umumnya. Perjuangannya tidak mengenal lelah sejak muda hingga tutup usia. Ilmu yang disampaikan santai, penuh humor, namun benar-benar mengena,” urai Bung Edi, sapaan akrab Wawali.
Bung Edi menggambarkan, Gus Dur adalah seorang tokoh panutan, pemimpin, dan pejuang yang luar biasa. “Kadang kita tidak merasa bahwa beliau [Gus Dur] adalah pemimpin kita. Begitu tulusnya, begitu jujurnya, serta begitu ikhlasnya beliau, sehingga tidak memposisikan sebagai pemegang kekuasaan. Luar biasa. Kita baru merasakan saat beliau sudah meninggalkan kita,” paparnya.

Selain itu, Bung Edi juga menyampaikan bahwa Gus Dur adalah sebuah potret demokrasi. Proses pemilihan Gus Dur menjadi Presiden adalah bagian sejarah yang tidak terlupakan.
“Demokrasi berkembang seperti saat ini,tidak terlepas dari peranan Gus Dur. Beliau Presiden terakhir yang dipilih oleh MPR (Majelis Permusyawahan Rakyat) secara langsung. Diterima oleh seluruh anggota MPR dengan proses demokrasi,” jelas Bung Edi.
Pejabat yang berdomisili di Sukun itu pun menegaskan, Gus Dur adalah putra terbaik bangsa. “Di mana perjuangan beliau kita terima, kita ikuti, dan kita sampaikan kepada seluruh anak bangsa. Nation Building itu bermula dari pemikiran beliau,” ungkapnya.
Politisi Partai Golkar itu menambahkan Haul ke-12 adalah bentuk kecintaan kepada Gus Dur. “Melalui kegiatan ini, kita semua respek dan bersyukur. Luar biasa karena cinta kita pada Gus Dur,” ujar Bung Edi.
Di tempat yang sama, Rais Syuriyah Majelis Cabang Wakil Nahdlatul Ulama (MCW NU) Blimbing, KH Syaifuddin Zuhri mengatakan bahwa Gus Dur adalah sosok Rahmatan Lil Alamin. “Artinya memberi rahmat bagi semuanya. Gus Dur itu ulama, namun juga punya prinsip kuat, terutama soal nasionalisme,” kata Kiai Zuhri.

Di samping itu Ia juga menyampaikan bahwa Gus Dur adalah guru yang selalu mengajarkan untuk bertoleransi. “Yang diajarkan beliau bahwa agama adalah sumber keberkahan. Jika kehidupan beragama damai dan negara aman maka negara akan mudah,” ujarnya.
Pada puncak acara, diumumkan 12 tokoh penerima Pluralisme Award. Di antaranya adalah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Malang I Made Rian Diana Kartika, pemilik Rumah Makan Kertanegara Indra Setiyadi, Pengacara Gunawan Handoko, dan sejumlah tokoh lainnya, yang dinilai telah memberikan dampak positif bagi kebhinnekaan di Kota Malang.
Dihubungi terpisah, Ketua DPRD Kota Malang I Made Rian Diana Kartika mengaku sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. “Gelaran Haul ke-12 Gus Dur merupakan rangkaian acara yang bagus dan patut diapresiasi. sebagai bagian dari menghormati Bapak Bangsa,” terang Made.
Saat disinggung mengenai pluralisme di Kota Malang, politisi asal Bali itu mengungkapkan bahwa nilai-nilai pluralisme sudah teraplikasi dengan baik di kota ini. (Har/MAS)