
SURABAYA – malangpagi.com
Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Jawa Timur (Jatim) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bertema “AI dan Masa Depan Kebenaran: Tantangan Baru Jurnalisme Modern,” yang dirangkai dengan Musyawarah Daerah (Musda) di Crown Prince Hotel Surabaya, Kamis (27/11/2025).
Kegiatan yang dihadiri pengurus dan anggota JMSI se-Jatim itu resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Jatim, Sherlita Ratna Dewi Agustin, S.Si., M.IP.
Sejumlah narasumber turut memberikan pemaparan, antara lain pakar komunikasi dan Dosen Untag Surabaya Ir. Wahyu Kuncoro, M.Si, Wakil Ketua Umum JMSI Pusat sekaligus dosen UNESA, DR. Eko Pamuji, M.Si, serta Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim.
Sherlita menegaskan bahwa pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan harus tetap berada dalam kontrol manusia dan berjalan sesuai kode etik jurnalistik.
“AI harus mendukung akurasi, verifikasi, menghormati hak cipta dan menjaga privasi. Perannya sebagai alat bantu tidak boleh menggeser fungsi utama wartawan sebagai penjaga kebenaran,” tegasnya.
Dosen Untag Surabaya, Wahyu Kuncoro menyoroti perubahan cepat dalam dunia media. Ia menjelaskan, AI bekerja dengan menyerap big data dan menganalisisnya untuk menemukan pola. Namun, penggunaan AI tanpa pemahaman yang tepat dapat menimbulkan masalah baru.
“Dulu kita terbiasa dengan media konvensional, lalu hadir media sosial, dan kini muncul AI. Perkembangan ini begitu cepat hingga banyak pihak tidak siap, memunculkan berbagai kejahatan digital termasuk penyalahgunaan AI,” ujarnya.
Sementara itu, Lutfil Hakim dan Eko Pamuji juga kompak menilai bahwa penggunaan AI secara penuh untuk memproduksi berita tidak sesuai dengan prinsip kerja jurnalistik.
“Mengambil data atau bahkan berita orang lain lalu memasukkannya ke AI untuk diolah ulang, itu jelas tidak etis,” kata Lutfil.
Eko Pamuji menambahkan, media yang hanya mengandalkan kiriman rilis tanpa kerja jurnalistik yang memadai juga tidak ideal.
“Wartawan memiliki tugas mencari, menghimpun, mengolah, hingga menyajikan berita kepada publik,” tegasnya.
Musda JMSI Jatim yang berlangsung setiap lima tahun itu beragenda laporan pertanggungjawaban pengurus serta pemilihan ketua baru. Dalam forum tersebut, Syaiful Anam kembali dipercaya memimpin JMSI Jatim periode 2025–2030 melalui keputusan aklamasi.
Dalam sambutannya, Syaiful menyampaikan apresiasi atas kepercayaan anggota. “Jika saya benar, dukunglah. Jika ada yang keliru, mohon diingatkan,” ujarnya.
Ke depan, ia menegaskan komitmennya mendorong peningkatan kualitas perusahaan media siber dan konten jurnalistik anggota JMSI. Ia juga menekankan pentingnya kaderisasi dalam tubuh organisasi.
“Lima tahun itu waktu yang cukup. Kaderisasi perlu untuk penyegaran kepemimpinan dan memberi kesempatan saling merasakan tanggung jawab organisasi. Ini bagian dari ibadah dan pengabdian,” ungkapnya.
Menurutnya, kaderisasi bukan hanya pergantian pimpinan, tetapi juga mencakup perekrutan anggota baru.
“Anggota yang baik akan memperkuat organisasi. Jika ada yang kurang baik, tugas kita bersama untuk membantu memperbaikinya,” pungkasnya. (*/YD)













