
KOTA MALANG – malangpagi.com
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Malang menunjukkan tren peningkatan signifikan hingga awal Mei 2025. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang, tercatat sebanyak 389 kasus DBD terjadi hingga awal Mei 2025, dengan tiga pasien dilaporkan meninggal dunia.
Jika dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya, angka ini menunjukkan lonjakan. Pada tahun 2023, jumlah kasus tercatat sebanyak 462 dengan empat kematian, sementara pada 2024 melonjak menjadi 777 kasus dengan jumlah kematian yang sama, yakni empat orang.
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif menjelaskan, DBD merupakan penyakit yang berpotensi menjadi wabah jika tidak ditangani secara menyeluruh.
“Infeksi Dengue atau DBD menimbulkan risiko wabah sehingga pengendalian harus dilakukan sejak dini,” ujar Husnul, Senin (12/5/2025).
Mengenai tiga kasus kematian pada tahun 2025 ini, Husnul menyatakan, pihaknya masih melakukan investigasi lebih lanjut.
“Kami masih mendalami apakah ketiganya meninggal murni karena DBD atau ada komorbid,” jelasnya.
Sebagai langkah pencegahan, ia mengimbau agar masyarakat untuk kembali mengaktifkan upaya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menerapkan strategi 3M Plus yaitu, menguras tempat penampungan air, menutup tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
“Masyarakat juga dianjurkan menggunakan lotion anti nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik, serta mengenali gejala dini DBD agar segera mendapatkan penanganan medis,” tuturnya.
Dinkes Kota Malang juga kembali mengaktifkan Pokjanal DBD di tiap wilayah dan menggiatkan Gerakan 1 Rumah 1 Juru Pemantau Jentik (G1RIJ) untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan warga dalam pencegahan.
“Kampanye Malang Resik, Ga Ono Jentik juga kami optimalkan mulai 7 hingga 14 Mei. Setiap kader akan memantau 10 rumah di sekitar tempat tinggalnya untuk memastikan angka bebas jentik (ABJ) minimal 95 persen,” pungkasnya. (YD)