KOTA MALANG – malangpagi.com
Masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak, atau yang biasa disebut stunting, dialami ribuan balita di Kota Malang dan menjadi perhatian serius pemerintah daerah.
Walikota Malang Sutiaji membenarkan hal itu, dengan mengatakan bahwa 8,9 persen dari total jumlah balita yang mengikuti bulan timbang terindikasi mengalami stunting.
Data tersebut merujuk hasil bulan timbang yang dilakukan pada Februari, yang diikuti sekitar 34 ribu balita. “Saat ini terdapat sekitar tiga ribu anak yang berpotensi stunting. Hal ini menjadi perhatian penting, dan perlu ditekankan agar angka stunting di Kota Malang dapat dikurangi,” terang orang nomor satu di Kota Malang itu, Jumat (19/5/2023).
Terpisah Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr. Husnul Muarif memaparkan, tahun ini pihaknya menargetkan penurunan angka stunting sebanyak 5 persen. “Dalam upaya menurunkan angka stunting, tidak hanya Dinkes yang terlibat, tetapi juga berbagai perangkat daerah lainnya turut bergerak,” ujarnya.
Dalam rangka kolaborasi tersebut, Pemerintah Kota Malang telah menunjuk ASN sebagai orangtua asuh. Mereka diminta untuk mengasuh satu hingga dua anak berisiko mengalami stunting.
Selain program orangtua asuh, Dokter Husnul juga mendorong dilakukannya berbagai upaya lain untuk mengatasi masalah stunting. Salah satunya melalui perbaikan rumah untuk menciptakan lingkungan yang sehat.
Selain itu juga upaya mencegah pernikahan dini, serta menunda kehamilan pada pasangan suami istri yang berusia di bawah 19 tahun. Upaya lainnya adalah pemberian suplemen guna mendukung pertumbuhan anak berisiko stunting.
Terpisah, Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang, Ahmad Farih Sulaiman menjelaskan, pihaknya mendorong Pemkot untuk mengambil langkah yang lebih serius dalam menangani masalah stunting.
Salah satu usulan Farih adalah peningkatan anggaran untuk penanggulangan dan mempercepat penekanan angka kasus stunting di Kota Malang.
“Dalam hal ini, diperlukan kajian oleh perangkat daerah terkait untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam menangani masalah stunting. Upaya ini membutuhkan analisis mendalam terkait faktor penyebab dan dampak stunting, serta strategi yang efektif dalam penanggulangannya. Semua ini untuk menekan angka stunting hingga nol persen kasus,” kata pria yang akrab disapa Gus Farih itu.
Santri sekaligus pengusaha tersebut tak ketinggalan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh Walikota Sutiaji dalam menangani stunting. Fahri berharap, upaya penanggulangan stunting akan terus berlanjut, meskipun masa kepemimpinan Sutiaji akan berakhir pada September mendatang.
“Kami akan melakukan peninjauan terhadap alokasi dana untuk penanganan stunting, dengan tujuan untuk meningkatkannya. Terutama pada revisi APBD, dan berkoordinasi dengan perangkat daerah terkait,” tandasnya. (Red)