
KOTA MALANG – malangpagi.com
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Malang, I Made Rian Diana Kartika turun langsung dan mengapresiasi aksi demo yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Malang Raya di depan gedung DPRD Kota Malang, Selasa (12/4/2022).
Politisi asal Bali tersebut menyebut bahwa mahasiswa sudah melakukan aksi, dan itu berarti sedang ada sesuatu yang tidak beres. “Tetap suarakan kebenaran. Jika mahasiswa sampai turun, berarti ada apa-apa. Saya sebagai Ketua DPRD Kota Malang dan Ketua DPC PDI Perjuangan sepakat menolak penundaan Pemilu,” tegas Made di depan para demonstran.
Dirinya pun mengajak para mahasiswa berdialog, serta mengawal semua tuntutan yang telah disampaikan. Selain itu, Made pun berpesan agar tetap menjaga dan menghormati masyarakat yang sedang berpuasa Ramadan. “Mari, kita lakukan dialog lagi. Terutama untuk mengawal semua ini. Setelah semua selesai, langsung bubarkan diri dengan tertib,” ajaknya secara persuasif dan humanis.
Made mengungkapkan, sebelum aksi demo yang dilakukan oleh BEM digelar, dirinya telah memprediksi bahwa elemen mahasiswa akan turun ke jalan. “Sudah kami prediksi mahasiswa akan turun. Di mana minyak goreng langka, dan BBM juga mengalami kenaikan. Sebelum ada aksi ini, kami sudah minta fraksi di DPRD Kota Malang untuk langsung perwakilan masing-masing di DPR RI,” beber Made kepada wartawan, usai menemui demonstran.
Pada Maret lalu, Made mengaku bahwa dirinya sudah bertemu DPR RI. Dalam kesempatan tersebut Ia menyampaikan semua keluhan masyarakat. Namun dirinya menyadari bahwa saat ini dialog harus terus dilakukan lagi.
Politisi PDI Perjuangan dapil Lowokwaru itu pun menambahkan, untuk lingkup area Kota Batu dan Kabupaten Malang yang notabene berada di luar kewenangannya, Made berjanji akan meminta Kepala Daerah masing-masing untuk menerima perwakilan BEM Malang Raya, guna menyampaikan aspirasi mereka.

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh mahasiswa untuk mengoreksi dan memberikan masukan telah sesuai jalurnya, terutama soal kenaikan harga BBM dan kelangkaan minyak goreng. “Kami akan lakukan operasi pasar di Kota Malang, dan kami pun sudah mendesak Walikota Malang untuk segera melakukan operasi pasar,” tegas Made
Sebelumnya, dijelaskan Made, operasi pasar sudah dilakukan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang kepada UMKM (Usaha Menengah Kecil Mikro). “Tapi, nantinya kami juga minta melalui PKK atau Dinas Sosial, agar operasi pasar dapat dilaksanakan di semua pasar,” ujarnya.
Made menyampaikan, sesuai teori pasar, jika semakin banyak minyak goreng beredar di pasaran maka harga akan turun. Namun faktanya tidak demikian. “Itu artinya ada pemain besar yang menahan itu. Dan ini yang harus kita dorong bersama-sama,” seru Made.
Sementara itu, Koordinator aksi BEM Malang Raya, Zulfikri Nurfadhillah mengultimatum, jika tuntutan yang disampaikan tidak diindahkan, maka pihaknya akan kembali turun ke jalan untuk menggelar aksi serupa. “Kalau dalam seminggu hal ini belum ada tindak lanjut, kami akan turun lagi pekan depan,” tukas Zulfikri.
Dalam aksinya siang itu, BEM Malang Raya menyampaikan 25 tuntutan penolakan, dengan menitikberatkan pada empat kajian. Yaitu wacana penundaan Pemilu, kenaikan BBM, permasalahan agraria, dan persengkongkolan megaproyek ibu kota negara. (Har/MAS)