
KOTA MALANG – malangpagi.com
Kampung Kayutangan Heritage yang berlokasi di RW 1,2,9 dan 10 terkesan sepi kunjungan dibandingkan dengan koridor Kayutangan yang setiap hari dihadiri oleh ratusan pengunjung. Menanggapi hal ini, Ketua Pokdarwis Kampung Kayutangan Heritage Mila Kurniawati menampik bahwa kampung yang dikelola oleh Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) ini sepi.
“Di dalam Kampung Kayutangan Heritage ada anggapan kok sepi. Ya kan Kampung Kayutangan ini luas. Satu keluarga bisa masuk dan tersebar. Buktinya data pengunjung rata-rata 600 orang per bulannya. Dan di sini untuk pintu masuk ada 5 titik,” jelas Mila kepada Malang Pagi. Jumat (13/1/2023)
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dari beberapa daerah di Indonesia yang melakukan studi tiru. Mahasiswa, pelajar SMA, SMP, SD hingga TK juga melakukan kunjungan ke Kampung Kayutangan Heritage.
“Tentunya, kami menentukan segmennya. Apabila dari OPD lebih banyak meninjau tentang infrastruktur, mahasiswa biasanya mempelajari tentang arsitekturnya Sedangkan pelajar SMA dan SMP lebih banyak belajar dari sejarahnya,” terang Mila
Dikatakannya, untuk SD dan TK pihaknya sudah mempersiapkan paket wisata dengan mengenalkan permainan tradisional, membatik maupun makanan tradisional. “Kita membuka paket-paket wisata yang saat ini kami kembangkan lagi. Namun, kami tidak kaku dalam menyuguhkan paket wisata. Kami juga melayani request dari pengunjung,” papar Mila
Pihaknya juga membuka kunjungan regular yang dibuka dari pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore. ” Alhamdulillah, setiap hari ada kunjungan bahkan malam pun ada. Kami tampilkan potensi-potensi dari setiap wilayah dari RW 1, 2, 9 dan 10 karena setiap wilayah memiliki ciri khas masing-masing,” paparnya
Untuk menarik pengunjung, diakunya pihaknya juga bergeliat, berusaha dan bersemangat untuk mengevaluasi diri, apalagi baru bangun dari pandemi selama 2 (dua) tahun. “Memang sebenarnya kita sudah ada program untuk pariwisata di Kampung Kayutangan Heritage ini. Namun, karena ada pandemi saat itu jadi masih belum terlaksana dan saat ini kami melakukan pembenahan dan evaluasi “bebernya
Dirinya tidak menampik, dengan viralnya lampu di koridor Kayutangan merupakan salah satu pendongkrak dan sarana promosi. “Dengan adanya lampu, ternyata banyak pengunjung baru tahu ada Kampung di Kayutangan,” terang Mila

Menurutnya, koridor Kayutangan yang semakin dipercantik tidak menenggelamkan keberadaan Kampung Kayutangan Heritage. “Pastinya tujuan pemerintah membangun di koridor Kayutangan nggak mungkin lah istilahnya mematikan satu pihak. Malah, sebenarnya mendukung keberadaan yang di dalam termasuk pembangunan di dalam. Yang miss itu tanpa ada komunikasi ke warga. Tidak ada pemberitahuan ke warga mau dipasang lampu. tahu-tahu sudah dipasang,” ungkap wanita berhijab ini
Lebih lanjut, pihaknya sudah mempersiapkan mekanisme untuk pembukaan di dalam kampung. “Persiapan sudah kami lakukan, ada pembatasan jumlah pengunjung, ada pembagian rute dan sebagainya itu sudah kami siapkan. Ternyata dengan keberadaan lampu-lampu tersebut pengunjung lebih memilih di koridor karena di dalam kampung harus berbayar,” tuturnya
“Padahal dengan kontribusi sebesar Rp 5.000 pengunjung sudah dapat menikmati literasi dari rumah heritage, permainan tradisional maupun berswafoto. Selain itu, pengunjung juga mendapatkan postcard yang berisi narasi tentang rumah-rumah kuno yang ada di Kampung Kayutangan serta stiker,” ucapnya
Meskipun dikatakan seolah-olah, Kampung Kayutangan Heritage sepi pengunjung pihaknya tetap bersemangat dan berharap perhatian dari Pemerintah Kota Malang. (Har/YD)