KOTA MALANG – malangpagi.com
Animo masyarakat yang cukup tinggi terhadap olahraga tenis meja membuat Bayu Aditya Sunanta mendirikan klub tenis meja Cakalang Putra (Cakra) pada 2020 lalu, saat maraknya Covid-19.
Berawal dari kecintaannya terhadap tenis meja, Bayu pun merancang sebuah tempat latihan berstandar nasional, yang terletak di Jalan Cakalang 25B, Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Tempat latihan ini juga dilengkapi sebuah robot untuk membantu meningkatkan performa para atlet.
“Tempat latihan ini tidak hanya sebagai sarana masyarakat untuk bermain tenis meja, namun juga bisa menjadi pusat latihan yang mumpuni di Kota Malang,” ujar Bayu, Rabu (5/4/2023).
Saat ini Cakra memiliki lima buah meja pingpong berstandar nasional. Pada tahun lalu, tempat ini juga menjadi pemusatan latihan bagi atlet tenis meja putri Kota Malang untuk menghadapi PORPROV VII Jatim. Tak hanya digunakan oleh masyarakat dan atlet Kota Malang saja, Cakra juga kerap menjadi pilihan berlatih bagi atlet-atlet dari luar kota.
Tak hanya sebagai tempat latihan, Cakra terhitung telah menghelat lebih dari 10 turnamen tenis meja. “Salah satu yang berkesan adalah saat menyelenggarakan Kejuaraan U-12 yang diikuti 60 peserta dari Malang Raya dan beberapa daerah di Jatim,” tutur Bayu.
Adapun biaya untuk bergabung dengan klub Cakra, bagi anggota dewasa membayar iuran sebesar Rp150 ribu per bulan. Sedangkan untuk anggota anak-anak hanya Rp100 ribu per bulan. “Setiap minggunya terdapat lima kali pertemuan, Senin sampai Jumat mulai pukul 17.00 WIB,” terangnya.
“Semoga keberadaan Cakra dapat mencetak atlet-atlet tenis meja muda, yang mampu berprestasi hingga level internasional,” tandas Bayu.
Sementara itu, Anang Sunanto selaku pelatih Cakra mengatakan bahwa saat ini dirinya tengah menggembleng sejumlah atlet untuk seleksi PORPROV VIII Jatim 2023 dan menghadapi Kejuaraan Asia Pasifik, serta sejumlah kejuaraan lainnya.
“Kami juga punya atlet putri difabel dengan segudang prestasi, yakni Anida (21), peraih medali perunggu di Perpanas (Pekan Paralimpik Nasional) Papua. Ia juga dipersiapkan untuk berlaga di Kejuaraan Asia Pasifik dengan kategori difabel,” ungkap Anang.
Selain Anida, Cakra juga memiliki atlet putri yang masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar bernama Afara. Pada Kejuaraan Kelas Pemula se-Malang Raya, Ia berada di posisi ketiga untuk kelompok U-12.
“Atlet kami juga pernah mewakili Kabupaten Malang saat Porseni MTs, dan alhamdulillah menjadi juara. Mereka adalah proses pembinaan atlet sejak usia dini. Produk kami sendiri. Tidak pernah ambil dari klub lain,” tegasnya.
Di samping itu, Anang juga berharap adanya pola pembinaan lebih baik, terutama perhatian dari Pemerintah Daerah. “Dari beberapa kali turnamen yang kami selenggarakan, sumber dana berasal dari kas serta donasi teman-teman. Alhamdulillah, semua berjalan lancar, meski kecil-kecilaan,” sebutnya.
Selain biaya perawatan yang harus ditanggung dari hasil swadaya, kendala lain yang sering dihadapi klub Cakra adalah minimnya informasi kejuaraan. “Kalau pun ada, itu pun undangan ke luar kota. Terkadang kami tidak bisa menghadiri, karena terkendala biaya operasional,” pungkas Anang. (DK99/MAS)