KOTA BATU – malangpagi.com
Museum Musik Dunia Jatim Park 3, yang merupakan bagian Jatim Park Group, memiliki beragam koleksi musik. Baik musik tradisional maupun modern, yang berasal dari berbagai benua.
Di lantai tiga terdapat puluhan alat musik klasik, yang sebagian besar berasal dari Eropa. “Di lantai tiga ini kami memiliki ikon alat musik. Namanya Decap Dance Organ Ekstra Spesial 105 T buatan Belgia tahun 1978. Yang menjadikan alat musik ini istimewa karena ada kumpulan alat musik yang dijadikan satu. Dapat bermain secara otomatis, dan hanya ada lima di dunia,” ujar guide museum, Dio kepada Malang Pagi, Jumat (22/4/2022).
Gabungan alat musik tersebut terdiri dari drum, xylophone, akordion, terompet, dan organ synthesizer yang diproduksi oleh PVBA Gebroeders Decap Antwerpen, sebuah perusahaan milik tiga bersaudara di Kota Antwerp, Belgia.
“Masing-masing alat musik ini digerakkan secara otomatis menggunakan tenaga angin, yang memainkan nada sesuai dengan kaset yang dipasangkan. Biasanya digunakan sebagai pengiring dansa di Belgia,” terang Dio.
Lebih lanjut Ia membeberkan, di lantai tiga ini pengunjung dapat belajar pengenalan alat musik. Ada kotak musik dan alat pemutar musik bernama fonograf dan gramofon. “Fonograf adalah alat perekam dan pemutar suara pertama, yang menggunakan media lilin berbentuk silinder sebagai perekamannya. Suara fotograf dihasilkan dari gesekan jarum pada silinder lilin sesuai hasil rekaman,” papar Dio.
“Fonograf ditemukan oleh Thomas Alva Edison pada 1877, dan dikembangkan oleh Alexander Graham Bell, yang kemudian menjadi gramafon,” imbuhnya.
Gramafon merupakan pengembangan dari fonograf juga terpajang di Museum Musik Dunia Jatim Park 3. Alat pemutar musik yang ditemukan pada 1889 ini memiliki sebuah corong, yang berfungsi mengeluarkan suara dari rekaman. “Pada gramofon mulai digunakan media rekam berbentuk cakram lingkaran. Sehingga memudahkan dalam pelabelan judul pada media rekam dan lebih tahan lama, karena menggunakan logam sebagai bahan utamanya,” beber Dio.
Dirinya menyebutkan, koleksi yang terpajang sebagian besar berasal dari negara asal, dan sebagian lainnya merupakan koleksi sejumlah kolektor di tanah air. Meskipun banyak yang usianya cukup uzur, tetapi mayoritas masih berfungsi dengan baik.
Yang menarik, di tengah ruangan berdiri patung lilin Luciano Pavarotti. Penyanyi tenor opera berkebangsaan Italia kelahiran 12 Oktober 1935 tersebut mewarisi bakat luar biasa dari sang ayah.
“Selain itu, Luciano Pavarotti juga dikenal sebagai penyanyi seriosa yang berhasil menyanyi dengan sukses untuk pertama kalinya sebagai anggota Rossini Choral, sebuah paduan suara pria asal Modena. Pavarotti pun pernah memenangkan hadiah pertama pada Eisteddfod International di Llangollen, Wales,” urai Dio.
Menurut Dio, Museum Musik Dunia memang sengaja diciptakan bagi pecinta musik maupun masyarakat luas, untuk mengenal musik secara detail, mulai zaman prasejarah hingga era milenial. “Semua tersaji lengkap di sini. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui secara rinci tentang musik, baik sejarah, jenisnya, maupun perangkatnya, datang saja ke Museum Musik Dunia di Jatim Park 3,” tandas Dio. (Har/MAS)