KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), I Gusti Ayu Bintang Darmawati meninjau desa-desa yang terdampak bencana gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Malang 10 April lalu.
Setelah mengunjungi Pos Rumah Perempuan dan Anak di Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang, rombongan menuju Desa Kepatihan, Kecamatan Tirtoyudho, Kabupaten Malang, Rabu (28/4/2021).
Kehadiran Menteri PPPA di sambut Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto dan Kepala DInas PPPA Kabupaten Malang, Harry Setia Budi.
Pada kesempatan itu, Menteri Bintang melihat rumah warga yang roboh dan rusak berat akibat gempa. Setelah itu, perempuan kelahiran Denpasar 52 tahun lalu itu juga meninjau aktivitas anak-anak dan perempuan di dua tenda darurat yang disediakan BNPB.
Menteri PPPA juga berkesempatan melihat proses aktivasi dukungan psikososial yang dilakukan Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) Cabang Malang kepada anak-anak korban bencana, melalui simulasi dan beberapa permainan.
Kegiatan tersebut merupakan aktivasi Pos Ramah Perempuan dan Anak oleh Dinas PPPA, dengan dukungan dari PATBM, PUSPA, PUSPAGA, Forum Anak, dan Himpsi Cabang Malang di Dusun Bendosari, Desa Kepatihan.
“Saya mohon semua komunitas wajib mendukung terhadap pemulihan psikologis anak-anak korban bencana ini. Terlebih Himpsi Malang, yang harus berperan lebih aktif,” pinta Bintang, sebelum memberikan Bantuan Kebutuhan Spesifik Perempuan dan Anak secara simbolis.
Di tenda dewasa, Menteri PPPA melihat ibu-ibu yang sedang mengikuti trauma healing, yang ditangani langsung oleh Himpsi Malang. Tampak fasilitator dari Himpsi Malang, Daisy Prawaitasari dan Ida Pramesti sedang membimbing relaksasi dan memberikan beberapa pendekatan, seperti terapi kesehatan mental (Cognitive Behavioral Therapy), terapi peredaan kegelisahan (Expose Therapy), serta bimbingan konseling kepada korban gempa.
Kepada Menteri PPPA, Ketua Himpsi Malang, M Salis Yuniardi, S.Psi M.Psi PhD melaporkan bahwa korban tingkat trauma yang dialami korban gempa di Desa Kepatihan cukup tinggi. Sehingga masih banyak yang perlu mendapat penanganan terapi tingkat lanjut.
Oleh karena itu, Salis yang juga merupakan Dekan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu mengusulkan untuk diadakan pelatihan bagi guru dan aparatur desa mengenai pendidikan kebencanaan, yang memuat kemampuan mengidentifikasi korban dan pemberian pertolongan pertama kepada korban.
Menteri PPPA menyambut baik usulan tersebut, serta menyampaikan bahwa selama pandemi Covid-19, PPPA pusat sudah bekerja sama dalam memberikan layanan SEJIWA (Psikologi Sehat Jiwa).
Sementara di beberapa provinsi terdapat Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) dengan pendampingan psikolog dan konselor, dan selama ini telah dibantu oleh Himpsi.
“Sinergi itu menjadi kekuatan yang bisa dilakukan terhadap penanganan korban seperti ini, serta kepada Himpsi diharapkan bisa bekerja sama dengan kami,” tutup Bintang, yang juga mantan atlet tenis meja itu.
Reporter : Tanto
Editor : MA Setiawan