KAB. MALANG – malangpagi.com
Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang menyelenggarakan kegiatan Edukasi Keuangan pada Hari Indonesia Menabung, bertempat di Peringgitan Pendopo Agung Pemerintahan Kabupaten Malang, Jl. KH. Agus Salim No.7, Kota Malang, Sabtu (12/8/2023).
“Sebagai upaya membangun kesadaran akan literasi keuangan sejak dini kepada generasi muda dengan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan yang baik, sehingga akan tumbuh generasi Indonesia yang lebih inklusif dan siap menghadapi tantangan keuangan di masa depan.” terang Kepala OJK Malang, Sugiarto Kasmuri.
Peserta acara ini adalah siswa tingkat SMP yang merupakan penerima Bantuan Operasional Sekolah Kabupaten (Boskab) dari Pemerintah Kabupaten Malang.
Dengan memberikan pemahaman tentang pentingnya menabung, manajemen keuangan, dan inklusif keuangan kepada para pelajar.
Tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten Malang, yaitu SMPN 1 Ngajum, SMP 1 Wajak, dan SMP Modern Al Rifai, meraih penghargaan terbaik dalam pelayanan tabungan pelajar. Penghargaan tersebut diberikan atas keberhasilan mengimplementasikan program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR)
“Dengan pemberian penghargaan kepada tiga SMP yang telah berhasil mengimplementasikan program KEJAR dengan baik, diharapkan semakin banyak pelajar yang teredukasi mengenai pentingnya menabung dan manajemen keuangan, serta terbentuknya generasi muda yang lebih siap dalam menghadapi aspek keuangan di masa depan,” tuturnya
Kantor OJK (Otoritas Jasa Keuangan) Malang mengapresiasi keberhasilan implementasi literasi keuangan sejak dini kepada Pemkab Malang.
“Pasalnya sejak 2021 lalu hingga kini, ada sebanyak 503.673 rekening pelajar tercatat aktif berasal dari kalangan pelajar se Kabupaten Malang. Dari jumlah tersebut, diketahui nominal tabungan pelajar se Kabupaten Malang mencapai Rp 73,2 miliar.” Ungkapnya, dalam kegiatan Edukasi Keuangan kepada pelajar melalui program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR) dengan tema “Bangun Generasi Indonesia yang Inklusif”.
“Saat ini program penyaluran bantuan operasional sekolah di Kabupaten Malang melalui rekening pelajar sudah disalurkan kepada 88.881 pelajar SMP negeri dan swasta di Kabupaten Malang sejak 2021 sampai saat ini,” imbuhnya
Dikatakannya, pada 2022, ada 71 ribu pelajar SMP dan 18 ribu pelajar SD di Kabupaten Malang yang juga tersalurkan program simpanan pelajar. Hal tersebut, jadi manfaat dari program simpanan pelajar yang harus terus digalakkan.
“Untuk itulah OJK Malang mengapresiasi dukungan dari Pemkab Malang menyukseskan program tersebut, Ini juga merupakan gerakan bersama, yakni Jawa Timur menabung. Dan ini capaian luar biasa dari Kabupaten Malang dengan jajaran pemerintahannya. Dengan ini pemahaman masyarakat tentang edukasi dan literasi keuangan bisa dipahami sejak dini,” tegasnya.
Dalam sambutannya, Bupati Malang, Sanusi menyampaikan terima kasih dan apresiasi untum OJK hingga perbankan di Kabupaten Malang.
“Berkat dukungan berbagai pihak mulai OJK hingga Perbankan, siswa-siswi SD maupun SMP di Kabupaten Malang sudah mulai memahami pentingnya menabung.” Ucapnya.
“Karena pada intinya menabung memiliki banyak manfaat. Anak-anak pelajar kedepan bisa punya simpanan jika nanti ingin kuliah, studi lebih tinggi. Maka dari itu digalakan terus ke tiap-tiap sekolah,” tegas Sanusi.
Dirinya juga mengapresiasi perhatian OJK dan kalangan Perbankan lainnya yang gencar memberi edukasi dan literasi. Sehingga generasi muda Kabupaten Malang bisa menjadi generasi yang inklusif.
Lebih lanjut, Pimpinan Bank Jatim cabang Kepanjen, M. Anto Fachruddin menyampaikan generasi Z yang memegang penuh peranan pembangunan ke depan, anak-anak muda harus bijak dalam mengelola keuangan.
“Jangan pernah merasa gengsi, tidak punya cita-cita, salah investasi, salah mengelola arus kas, dan menunggu musibah datang tanpa persiapan. Karena semua itu merupakan penyebab utama masalah keuangan, ” ucapnya
“Kemampuan untuk memahami dan mengelola keuangan secara efektif atau literasi keuangan ini sangat penting. Karena pelajar masa kini adalah calon-calon pemimpin masa depan. Sehingga mereka harus memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengambil keputusan keuangan yang cerdas, ” tambahnya.
M. Anto Fachruddin juga mengatakan masih banyak pelajar yang belum memahami konsep dasar seperti tabungan, investasi dan utang. Selain itu, para siswa juga rentan menjadi korban atau perangkap kartu kredit dan pinjaman online (pinjol).
“Nah, literasi keuangan seperti ini dapat meminimalisir risiko keuangan sehingga mereka bisa mengambil keputusan lebih tepat. Untuk itu, yang paling dasar para siswa harus tahu dulu tentang pengelolaan uang secara tunai, pembukaan rekening bank, dan penggunaan kartu kredit,” ujarnya. (Giar/YD)