
KOTA MALANG – malangpagi.com
Malang menyimpan segudang fakta sejarah dari masa ke masa, serta melahirkan tokoh-tokoh legendaris. Salah satunya adalah Ken Dedes, putri dari Mpu Purwa yang melahirkan keturunan raja-raja besar di Pulau Jawa.
Ken Dedes kerap menjadi inspirasi bagi para seniman dan penggiat budaya. Termasuk yang dilakukan penggiat budaya di Kampung Budaya Polowijen (KBP), dengan mengembangkan motif batik motif Ken Dedes serta menggelar Festival Batik Ken Dedes.
KBP merupakan sebuah kampung tematik di Kota Malang yang lokasinya paling berdekatan dengan situs Ken dedes di Kelurahan Polowijen, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Motif batik Ken Dedes yang diciptakan seniman batik KBP telah dipatenkan, dan memicu para penggiat batik di kampung ini untuk mengangkat kembali ragam motif batik bernuansa heritage.
Wakil Ketua KBP, Titik Nur Fajriyah mengatakan bahwa festival ini merupakan ajang promosi, agar khalayak tahu bahwa KBP memiliki motif batik Ken Dedes.
“Kami ingin memunculkan motif bernuasa lokal, namun dapat diterima masyarakat. Karena motif batik yang kami festivalkan ini memang memiliki ciri khas tokoh dan legenda asli Malang,” terangnya, Sabtu (2/10/2021).
Festival Batik Ken Dedes yang ditayangkan secara hybrid tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional, yang jatuh setiap 2 Oktober.
Event ini pun menjadi pembuka dari 27 virtual event Kampung Tematik Kota Malang, yang digelar seriap Jumat, Sabtu, dan Minggu pada Oktober dan November.
Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kota Malang , Ida Ayu Made Wahyuni berharap festival ini dapat mengukuhkan KBP sebagai kampung wisata berbasis budaya di Kota Malang, dengan ciri khas seni tradisi termasuk kriya batik dan dan tarian topengnya.
“Batik KBP masuk dalam sub-sektor ekonomi kreatif, yang perlu didorong untuk menjadikan ciri khas Batik Malangan,” paparnya.
Perhelatan Festival Batik Ken Dedes dibagi dalam dua segmen. Yaitu segmen proses membatik dari awal membuat pola, proses mencanting, membuat warna, dan melorod hingga menghasilkan hasil kain batik yang sempurna.
Segmen kedua dimeriahkan dengan fashion show batik, yang diikuti seluruh warga KBP. Tidak ketinggalan juga digelar pameran batik oleh pengrajin-pengrajin batik seluruh Malang.
Perintis batik Singosari, Hendrawati merasa bangga dilibatkan dalam Festival Batik Ken Dedes ini. Dirinya menyebut, motif batik yang Ia kembangkan di Singosari sangat bersinggungan dengan motif batik Ken Dedes di KBP.
Sementara itu, Yunarsita, selaku guru batik di KBP mengaku nahwa batik yang paling berkarakter dan bernuansa heritage adalah batik yang dihasilkan KBP.
“Di KBP ini batiknya paling khas. Kalau gak ketemu motif topeng Malang ya motif Ken Dedes atau Singosari, yang diambil dari ornamen-ornamen patung Ken Dedes atau ragam hias pada candi-candi yang ada di Malang,” tegasnya.
“Jadi KBP ini sangat potensial mengembangkan batik klasik nuansa Malangan,” pungkas Yunarsita, yang juga adalah seorang assesor batik bersertifikasi BNSP. (TnT/MAS)