KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Banyak hal positif yang dilakukan dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Internasional yang jatuh setiap tanggal 5 Juni. Salah satunya seperti yang dilaksanakan Lingkar Sosial Indonesia (LINKSOS) dengan melakukan kegiatan dalam Misi Arjuno Inklusi. LINKSOS merupakan organisasi yang mewadahi kaum disabilitas untuk bekerja dan berkarya.
Pada Minggu (6/6/2021), LINKSOS menggelar giat bertajuk Misi Arjuno Inklusi 2021, berupa pendakian Gunung Arjuno, tepatnya di Candi Madrim yang memiliki ketinggian kurang lebih 1.380 meter di atas permukaan laut (mdpl). Dilanjutkan dengan latihan dan pendakian hingga Puncak Ogal-Agil Gunung Arjuno dengan ketinggian sekitar 3.339 mdpl.
Pendakian dilakukan oleh para penyandang difabel yang tergabung dalam Sekolah Alam Gunung Wadon, Tim Khusus Pendaki Difabel, Difabel Pecinta Alam (Difpala), dan Kader Posyandu Disabilitas. Mereka adalah difabel dari beragam disabilitas, baik fisik, intelektual, mental, sensorik netra, serta sensorik rungu. Termasuk di antaranya orang yang pernah mengalami kusta.
Kelompok yang selama ini dinilai rentan, kaum marginal, diidentikkan dengan berbagai keterbatasan yang seolah menjadi momok dan beban lingkungan, sehingga mereka banyak kehilangan kesempatan.
“Untuk menghapus stigma negatif terhadap kaum disabilitas, maka kami dari Lingkar Sosial Indonesia yang merupakan organisasi penggerak inklusi, memfasilitasi kegiatan penjelajahan yang bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup Internasional,” ungkap Ketua Pembina Lingkar Sosial Indonesia, Kertyaning Tyas kepada Malang Pagi.
Pria yang aktif di bidang kemanusiaan itu menegaskan, tujuan Misi Arjuno Inklusi 2021 adalah untuk mengkampanyekan kepedulian difabel dan keterlibatan secara inklusif terhadap pelestarian budaya luhur bangsa dan lingkungan hidup.
Terkait giat ini, anggota tim pendakian menggali informasi situ atau petilasan, mendokumentasi dan mempublikasi, serta mengimbau kepada masyarakat luas agar tidak melakukan vandalisme atau aktivitas yang dapat merusak peninggalan sejarah.
Anggota pendakian juga menggelar aksi pungut sampah di sepanjang jalur pendakian. Di samping itu, mereka juga melakukan penghijauan di lokasi yang memang diperbolehkan untuk ditanami.
Tidak mudah bagi golongan disabilitas untuk mendaki gunung. Namun berkat latihan yang kerap dilaksanakan serta perhitungan yang matang, pendakian ini berhasil dilaksanakan.
Pemilihan Gunung Arjuno sendiri sebagai lokasi pendakian, didasari kemampuan anggota Tim Khusus (Timsus) Pendaki Difabel LINKSOS sebelumnya sudah teruji secara fisik dan mental mendaki Gunung Kawi dan Butak yang memiliki ketinggian 3.000 mdpl.
Selain itu, jarak yang ditempuk ke Gunung Arjuno yang terletak di Kecamatan Lawang cukup dekat dengan Omah Difabel, sekretariat tempat berkumpulnya para penyandang disabilitas yang tergabung dalam LINKSOS.
Terlebih, Gunung Arjuno memiliki tata kelola wisata yang baik, sehingga mendukung keamanan pendakian difabel. Tak kalah menariknya, Gunung Arjuno memuat banyak situs peninggalan budaya masa lalu sebagai wahana pembelajaran serta pengabdian misi inklusi.
Kegiatan yang diikuti oleh 16 orang tersebut dibagi menjadi dua bagian. Lokasi pertama yang dikunjungi adalah situs-situs di kawasan Perhutani. Dimulai Pos 1 hingga sebelum Pos 3. Kawasan ini sebagai tempat pelatihan atau pemanasan yang bisa diikuti oleh para anggota termasuk para pelatih.
Lokasi kedua yakni di kawasan Hutan Konservasi Tahura Raden Soerja, atau dimulai dari Pos 3 hingga Puncak Ogal-Agil yang hanya boleh diikuti oleh Tim Khusus.
“Pendakian sudah pernah dilakukan di tahun 2020 dan 2021. Kali ini kami lakukan lagi untuk menunjukkan bahwa kaum difabel sama dengan orang-orang non difabel. Kami dapat naik gunung meskipun dengan segala keterbatasan. Berkat ketekunan dan semangat pantang menyerah kami dapat melakukan” pungkas Kertyaning Tyas.
Reporter : Hariani
Editor : MA Setiawan