
KOTA MALANG – malang pagi.com
Expo Pendidikan dalam rangka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan Ma’arif Nadhlatul Ulama 2022 digelar di halaman Universitas Islam Negeri Malang (Unisma). Perhelatan bertajuk “Membangun Peradaban Unggul untuk Peradaban Dunia yang Berkelanjutan” ini dilaksanakan selama empat hari, 26–29 Agustus 2022.
Pameran yang menyajikan hasil karya dan inovasi lembaga pendidikan tersebut dihadiri Ketua Lembaga Pendidikan Ma’arif NU PBNU, Muhammad Ali Ramdhani. Pria kelahiran Garut 51 tahun lalu itu menyebut, Expo Pendidikan adalah sarana untuk menunjukkan kepada khalayak, bahwa karya-karya dari Satuan Pendidikan Ma’arif tidak hanya bersifat intangible [aset tidak berwujud] dan bukan hanya pendidikan formal semata, namun juga keterampilan dalam pemanfaatan teknologi.
“Seperti di depan kita ada prototipe kendaraan tenaga surya yang hemat energi serta ramah lingkungan. Ini adalah hasil inovasi siswa SMK Ma’arif 1 Wates Kulonprogo, DIY dan beberapa daerah yang lain,” tutur Profesor Dhani, sapaan karibnya.

Lebih lanjut Guru Besar UIN Sunan Gunungjati Bandung tersebut menegaskan bahwa langkah ke depan Maarif yaitu membaca masa depan, serta mengimplementasikan pada hal-hal yang perlu dibenahi. Seperti literasi numerik, literasi baca, dan literasi digital pada satuan pendidikan Ma’arif.
Profesor Dhani juga menyampaikan, para alumni Ma’arif selalu siap menghadapi tantangan dan perkembangan zaman. “Jika nanti dunia digital menjadi pewarna dalam kehidupan kita, insyaallah, alumni Ma’arif berada pada mainstream kemajuan, dan tidak berada pada pojok-pojok peradaban. Tetapi mereka adalah pemain inti dan penikmat dalam setiap perkembangan,” paparnya.
Masih dalam hal Rakernas, utamanya dalam bidang pendidikan, Profesor Dhani mengatakan bahwa pihaknya bakal membentuk Satgas Ma’arif di satuan pendidikan, sebagai upaya preventif dalam mencegah kejahatan sosial, perundungan, dan intoleransi.

“Insyaallah, pada Minggu (29/8/2022) kami akan melaunching Satuan Tugas (Satgas) Ma’arif, dan kami ingin menciptakan madrasah-madrasah yang bahagia. Artinya haram hukumnya di satuan pendidikan Ma’arif terjadi perundungan, kekerasan seksual, aktivitas-aktivitas yang mengarah ke perbedaan suku, dan lain sebagainya,” bebernya.
Sementara itu, Ulya Mumaddah, salah satu pendidik di Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kota Malang mengatakan, konsep yang diusung dalam pameran ini adalah pembelajaran literasi. “Jadi fokusnya pembelajaran di dalam kelas memakai media. Tujuan literasi ini adalah untuk membuat anak-anak semakin semangat dalam belajar, dan meningkatkan tingkat baca anak-anak tingkat SD atau MI,” jelasnya
Baginya, expo ini sebagai motivasi supaya guru-guru dapat berinovasi dan membuat media pembelajaran. Khususnya untuk keterampilan membaca yang lebih interaktif dan menarik bagi siswa.
Di samping itu Ulya mengatakan, Indonesia berada di ranking bawah dalam hal literasi membaca. Melalui expo ini, Ia berharap minat baca siswa mampu ditingkatkan. “Kami berharap event seperti ini tidak berhenti di sini. Ke depan supaya lebih ditingkatkan dan disebarluaskan,” harapnya. (Har/MAS)