KOTA MALANG – malangpagi.com
Mendekati tahun politik, tentu perbincangan mengenai bidang tersebut ramai di kalangan masyarakat umum. Namun, di kalangan remaja atau bisa disebut sebagai generasi milenial lebih memilih acuh atau tidak memikirkan lebih tentang hal ini. Bersasarkan riset yang dilakukan media ini, remaja lebih memikirkan pekerjaan, financial dan pendidikannya dibanding berbicara tentang politik di Indonesia.
Dikatakan oleh Alya Salsa Shafira, dirinya enggan mengetahui secara lebih tentang hiruk pikuk dunia perpolitikan yang terjadi di negeri ini dikarenakan image yang didapatkan hanya hal buruk politik saja.
“Bukan gak mau tau sih, tapi lebih baik cukup tau aja atau tidak lebih daripada salah menanggapi. Sekedar tau apa yang lagi viral atau trending aja, sedangkan apa yang viral itu hal yang negatif seperti korupsi. Jadi image politik di generasi kita tuh cenderung negatif,” ujarnya, Kamis (15/12/2022).
Dirinya juga menjelaskan jika masih banyak remaja yang sudah merasakan Pemilu atau baru merasakan nantinya bisa jadi hasil rekomendasi dari orang tua dan teman.
“Sebelumnya sudah pernah ikut Pemilu Presiden, itu pun hasil rekomendasi dari orang tua. Balik lagi dengan masalah image yang didapat di kalangan kita tadi sih, jadi kita berpikirnya semua aktor politik sama saja. Jadi di Pemilu nanti kalau gak ikut rekomendasi orang tua ya golput,” ucap perempuan yang berprofesi sebagai kasir salah satu kafe di Kota Malang.
Ia berharap nantinya para politisi dapat menggambarkan keadaan yang baik terhadap generasi muda dan merangkul lebih erat anak generasi milenial dan lebih mendengarkan keluh kesah atau aspirasinya.
“Semoga dunia politik yang terjadi di negara ini bisa dipahami lebih baik oleh generasi kita. Jangan sampai kejadian buruk atau tidak sehatnya dunia politik tergambar lagi di anak generasi milenial,” harapnya.
Lebih lanjut, Erika salah satu alumni fakultas ilmu sosial dan ilmu politik dari Universitas Muhammadiyah Malang mengatakan politik yang ada di negeri ini sekarang belum dapat dikatakan sehat. selain banyaknya korupsi dirinya mengatakan bahwa hukum di Indonesia tajam ke bawah tumpul ke atas.
“Permasalahan yang selalu sama, korupsi dan korupsi. Jadi kita berpikir kalau politik saat ini belum dapat dikatakan sehat. Selain itu hukum juga sekarang semakin terang terangan tajam kebawah tumpul keatas,” terangnya.
Dikatakannya, ia lebih memikiran cara mewujudkan financial freedom daripada memikirkan kesibukan dunia politik.
“Daripada politik saat ini saya lebih memikirkan sebuah kondisi dimana saya memiliki cukup simpanan uang, memiliki investasi, serta memiliki uang yang cukup untuk mencukupi biaya hidup yang diinginkan sampai jangka waktu yang relatif lama dibandingkan politik yang tidak ada habisnya, akan tetapi saya tetap akan mengikuti perkembangan politik yang ada sebagai warga negara yang baik,” ujarnya. (YD)