
malangpagi.com
Pertumbuhan perekonomian negara dapat dilihat pada produk domestik bruto (PDB), yang menjadi salah satu syarat atau tolok ukur dalam peningkatan ekonomi dari sejumlah sektor secara tidak langsung. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dia ntaranya adalah kurs atau nilai tukar mata uang.
Kurs timbul karena adanya perbedaan nilai mata uang, salah satunya kurs rupiah terhadap dollar AS yang telah berlangsung sejak 2016 hingga awal 2018.
Depresiasi nilai tukar rupiah pun berdampak pada sektorr perdagangan. Di mana ketika nilai tukar rupiah melemah, harga barang di Indonesia pun akan telihat murah bagi warga yang tinggal di Amerika Serikat. Sehingga permintaan ekspor akan naik dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Direktur TRFX Garuda Barjangka, Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, rupiah akan berfluktuasi tetapi ditutup menguat pada rentang Rp14.320 hingga Rp 14.370 per satu dollar AS pada Jumat (11/2/2022) kemarin.
Di samping itu, laporan dari US Centers for Disease Control and Preventioans (CDC), yang menyebutkan bahwa virus varian Omicron tidak begitu memberikan dampak terhadap perekonomian seperti varian Delta, hal tersebut menjadi kabar baik bagi Indonesia.
Sementara itu, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen dalam mendukung upaya pemulihan perekonomian beserta defisit negara.
Pihaknya juga menyampaikan bahwa indonesia adalah salah satu negara berkembang yang pertumbuhan perekonomiannya meningkat. PDB Indonesia tumbuh sebesar 101,5 persen sejak 2019 hingga 2021.
Untuk menjaga penguatan kurs rupiah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan tiga cara sederhana, sebagai berikut:
Membeli produk dalam negeri
Meningkatkan permintaan pada produk domestik secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Dengan harapan, produk domestik mampu diekspor ke pasar internasional, sehingga akan meningkatkan devisa negara serta mendorong nilai tukar rupiah.
Pada pandemi Covid19 seperti saat ini, konsumsi terntunya akan menurun. Tetapi kita tetap dapat mendorong perekonomian, dengan membeli perlengkapan medis ataupun obat-obatan yang dapat mencegah kita dari Covid19 yang diproduksi dalam negeri.
Menggunakan transportasi publik, atau mengurangi akivitas menggunakan kendaraan pribadi
Di Indonesia sendiri, penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan pribadi sangat tinggi, yaitu 92 persen, dari seluruh barang pengguna bahan bakar minyak. Sedangkan 30 persen BBM merupakan hasil impor.
Dengan menggunakan transportasi publik, maka kita akan menghemat penggunaan BBM. Sehingga impor BBM akan berkurang dan meningkatkan cadangan devisa negara.
Namun, saat pandemi Covid-19 penggunaan transportasi publik mengalami penurunan. Kondisi tersebut terjadi lantaran transportasi publik dilakukan pembatasan.
Berwisata di dalam negeri
Indonesia merupakan negara dengan budaya dan kondisi alamnya yang kaya, dan menjadi potensi sebagai destinasi pariwisata. Masyarakat dapat berwisata ke berbagai penjuru negeri, sehingga dapat memajukan sektor pariwisata.
Ketika sektor pariwisata maju, maka minat wisatawan asing untuk berkunjung ke Indonesia pun akan turut terdongkrak. Nah, dengan semakin banyaknya mata uang asing yang ditukarkan rupiah, hal itu tentunya akan meningkatkan nilai tukar mata uang dalam negeri. (Aditya/MAS)