
KOTA MALANG – malangpagi.com
Sekolah Remaja Kreasi dan Inovasi (Rekreasi) yang berlokasi di Perum Permata Jingga Blok AA 9 Kota Malang yang diinisiasi oleh politisi muda Partai Golkar, Achmad Fajar Ridwan Hisyam, kini mulai digandrungi emak-emak.
“Sekolah Rekreasi memang awalnya kami desain untuk generasi milenial. Ada banyak program mulai e-sport, fotografi, videografi, manajemen sosial media, konten kreator, kewirausahaan, dan juga digital marketing,” terang Fajar, founder Sekolah Rekreasi Malang, Minggu (4/12/2022).
“Tapi setahun belakangan ternyata animo masyarakat sangat tinggi. tidak hanya generasi milenial yang ingin ikut latihan, emak-emak dan bapak-bapak ternyata juga berminat. Sehingga kami pun memperluas target pelatihannya. Jadi bisa untuk segala usia dan gratis,” bebernya.
Tak hanya itu, Sekolah Rekreasi bersama masyarakat setempat juga membuat Desa Kreasi Kriya yang berada di Desa Trenyang, Kecamatan Sumberpucung Kabupaten Malang. “Di sana pelaku usaha membuat anyaman dari bambu. Pelatihannya selama tiga hari, dan alhamdulillah masyarakat sangat antusias. Mereka sekarang sudah bisa memproduksi secara massal, bahkan mengajari warga dari desa lain untuk membuat kerajinan yang sama,” ungkapnya.
Contoh konkret lainnya yaitu program Peternak Milenial, dengan membuat kelas-kelas peternakan kambing. Di mana peserta tetap dapat bekerja sesuai usaha atau profesinya. “Mereka cukup memberi makan kambing di pagi dan sore hari, dan pakannya sudah kami sediakan berupa pakan kering dan fermentasi,” terangnya
Selain itu, pihaknya pun bekerjasama dengan Wonosantri, sebuah Komunitas Kopi di Singosari. “Kami juga sedang fokus ke depan untuk membuat sebuah usaha bernama Warung Kopi Rekreasi. Sekarang kami sudah mulai produksi dari hulu sampai hilir. Tinggal warung kopinya yang masih dalam pembahasan,” tutur Fajar.
Yang terbaru, Sekolah Rekreasi akan segera melaunching Eco Pesantren, yang merupakan rekomendasi dari Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga. “Ada dua makna dalam Eco Pesantren ini. Yang pertama yaitu ekonomi. Jadi pesantren ini kami harapkan mampu mandiri secara ekonomi. Kedua lingkungan. Di sini pesantren harus peduli terhadap kebersihan dan keberhasilan lingkungan,” paparnya.
Sampah dari Eco Pesantren tersebut juga dapat diolah menjadi maggot, yang selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. “Sehingga Eco Pesantren diharapkan juga mampu menjadi solusi terkait risiko krisis pangan. Kami harapkan Eco Pesantren ini juga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat di sekitarnya,” terang Fajar.
Golongan lainnya yang akan disasar oleh Sekolah Rekreasi Malang ini adalah para pelaku budaya. “Hari ini saya baru kenal juga komunitas pedagang batu akik, pencinta keris, maupun seniman dan budayawan lainnya. Mungkin kami bisa memberikan pelatihan kepada para pelaku usaha budaya itu untuk pelatihan digital marketing agar dapat meningkatkan pasar mereka,” pungkasnya. (Har/MAS)