
KOTA MALANG – malang pagi.com
Ekonomi berangsur pulih seiring dengan menurunnya angka penyebaran Covid-19 di Indonesia. Para pelaku usaha pun sudah kembali bergeliat menjalankan roda perekonomian. Hal tersebut tak luput dari perhatian Walikota Malang, Sutiaji.
Orang nomor satu di Kota Malang itu mengingatkan, inovasi dan kolaborasi menjadi salah satu kunci pemulihan ekonomi. “Ibarat tubuh, ekonomi menjadi jantungnya. Sehingga keberadaannya sangat berpengaruh terhadap berbagai sektor,” ujar Sutiaji, saat menjadi narasumber dalam Forum Ekonomi Malang Raya 2022, Kamis (13/1/2022).
“Maka dari itu, diperlukan inovasi dan kolaborasi yang menjadi salah satu kunci pemulihan ekonomi. Jika ekonomi tidak terkendali, maka akan timbul masalah baru,” sambungnya.
Dilansir dari laman Diskominfo Kota Malang, Sutiaji menambahkan bahwa kolaborasi tiga daerah akan melahirkan sesuatu yang luar biasa. Lantaran Kota Malang, Kota Batu, dan Kabupaten Malang memiliki keunggulan dan potensi masing-masing. “Kota Malang memiliki sumber daya manusia yang baik, Kota Batu dengan pariwisatanya, dan Kabupaten Malang dengan pertaniannya,” bebernya.
Dalam acara yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang di Hotel Atria itu, Walikota menegaskan adanya sinergi akan melahirkan pasar baru, dalam upaya pertumbuhan dan penguatan ekonomi. “Malang Raya menjadi penyangga kuat ekonomi di Jawa Timur, bahkan menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga geliat ekonomi di Malang Raya patut diperhitungkan,” paparnya.
Sutiaji menekankan, dalam rangka penguatan ekonomi diperlukan kesiapan daerah, baik dari kebijakan maupun peran aktif kepala daerah. “Tidak kalah pentingnya, bagaimana kesiapan pelaku ekonomi baik mikro maupun makro dan dihadirkannya rumah-rumah kurasi,” jelas politisi Partai Demokrat itu.
“Dengan sinergi yang kuat di Malang Raya, maka akan memenuhi kebutuhan pasar daerah. Sehingga selanjutnya baru dapat direncanakan untuk ekspor,” imbuhnya.
Namun dirinya mengingatkan, jika ekspor bukanlah prioritas utama. “Kita hendaknya tidak memprioritaskan ekspor, meskipun hal itu menjadi faktor penopang pertumbuhan ekonomi,” pungkas Sutiaji. (Har/MAS)