KOTA MALANG – malangpagi.com
Walikota Malang Sutiaji menyampaikan pentingnya menjaga toleransi dan suasana damai di Kota Malang. Menurutnya, hal tersebut juga dibangun melalui peran dai dan khatib [pendakwah] dengan membawa pesan perdamaian, serta mengarahkan masyarakat untuk menghindari pemikiran dan perilaku intoleransi dan radikalisme.
Sutiaji menganggap dai dan khatib memegang peranan sentral. Mengingat pemeluk agama Islam adalah mayoritas di Kota Malang. Hal ini Ia sampaikan dalam acara Silaturahmi Dai dan Khatib dalam Rangka Penguatan Islam Wasathiyah [keseimbangan antara keyakinan dengan toleransi] untuk Indonesia Damai, Selasa (20/9/2022).
“Saat ini kami mengumpulkan para khatib, karena merupakan kepanjangan tangan yang bersentuhan dengan umat. Jika pola pikir khatib masih ada diskriminasi atau menyalahkan kelompok-kelompok lain, maka artinya bibit-bibit intoleran dan radikalisme telah muncul,” ucap Sutiaji. Dirinya mengimbuhkan, sejatinya kehadiran agama adalah untuk membimbing pemeluknya ke arah kedamaian dan kebaikan.
Acara yang bertempat di Ruang Sidang Balaikota Malang tersebut dihadiri tak kurang 100 dai dan khatib, dari perwakilan setiap kecamatan dan ormas Islam di Kota Malang. Kegiatan ini digelar dalam rangka menumbuhkan Islam yang damai dan cinta tanah air, guna mencegah intoleransi dan radikalisme di Indonesia.
Kota Malang sendiri menjadi titik ke-16 pelaksanaan kegiatan ini. Agenda yang sama akan dilaksanakan oleh Direktorat Pencegahan Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror secara merata di berbagai wilayah di Indonesia.
Selanjutnya, Sutiaji juga mengingatkan akan pentingnya membaca konteks dan situasi, serta menyeimbangkan antara keharmonisan hidup bermasyarakat dan menjalankan kewajiban beragama. “Golnya adalah kita menuju Kota Malang baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur [diliputi kemakmuran dan kebaikan alam serta masyarakatnya], ketenangan, dan suasana damai. Ini harus kita kuatkan dan menjadi tanggung jawab bersama,” pungkas orang nomor satu di Kota Malang itu.
Di tempat yang sama, Kanit I Subdit Kontraideologi Direktorat Pencegahan Densus 88, AKBP Moh Dofir menjelaskan bahwa kegiatan silaturahmi ini sengaja menggandeng dai dan khatib, karena mereka dianggap memiliki peran strategis dengan terjun langsung ke masyarakat untuk menyuarakan pencegahan tindak intoleransi dan radikalisme
“Kami mencegah, karena kebanyakan orang terpapar paham radikalisme dan intoleransi dari informasi yang tidak akurat, pemahaman agama kurang, banyak belajar ke youtuber, dan tidak ada gurunya,” terangnya.
“Makanya dengan kegiatan silaturahmi ini, semoga para dai dan khatib mencegah dengan damai. Karena dai dan khatib ini adalah corong untuk membantu pemberantasan,” lanjut AKBP Moh Dofir, sembari menegaskan bahwa kegiatan ini murni digelar untuk menjaga keutuhan dan kedamaian bangsa Indonesia, tanpa ada unsur kepentingan politik.
Acara ini turut dihadiri Kapolresta Malang Kota Kombespol Budi Hermanto, Komandan Kodim 0833 Kota Malang Letkol Kaveleri Heru Wibowo Sofa, Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Malang H Muhtar Hazawaw, serta Kepala Bakesbangpol Kota Malang Rinawati. (YD/MAS)