KOTA MALANG – malangpagi.com
Pandemi Covid-19 telah melanda lebih dari satu tahun, sejak kasus positif pertama di Indonesia terdeteksi pada 2 Maret 2020 silam. Sejak itu, posko-posko relawan anticovid banyak bermunculan, termasuk di Kota Malang.
Dari sekian banyak posko relawan itu, salah satu yang sampai sekarang masih bertahan adalah Posko Peduli Covid-19 MDI (Malang Disaster Impact), yang berada di Jalan Brigjen Slamet Riyadi 86-88, Kelurahan Oro-Oro Dowo, Kecamatan Klojen, Kota Malang.
Posko yang dibentuk 12 Maret 2020 tersebut meneguhkan komitmennya untuk tetap bertahan selama satu tahun ini, dengan mengadakan syukuran secara sederhana pada Jumat (12/3/2021).
Imam Muslikh selaku koordinator Posko Peduli Covid-19 MDI membuka acara syukuran yang dihadiri sejumlah undangan dari Polresta Malang Kota, Bank Indonesia, Kodim 0833, Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), IOF (Indonesian Off-Road Federation), UM (Universitas Negeri Malang), LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat), dan perwakilan dari Kampung Nusantara.
Sembari membuka acara yang menerapkan protokol kesehatan ketat dan undangan yang sangat terbatas, Muslikh menyebutkan bahwa posko ini tidak akan berdiri tanpa peran dua sosok penting, yaitu Indra Setiyadi (pemilik Rumah Makan Kertanegara) dan Agustinus Tedja Bawana (pendiri Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur, JKJT).
“Sebelum terbentuknya posko ini, kami sudah melakukan penyemprotan disinfektan di Kampung Narubuk Sukun Gang 7. Bahkan penyemprotan ini berjalan sebelum pemkot memulai program penyemprotan rutin,” jelasnya.
“Kami sadar, jika hanya Pemkot yang terlibat penyemprotan disinfektan massal, tentu tidak akan sanggup mengcover seluruh wilayah di Kota Malang. Untuk itu kami hadir membantu dan berusaha sekuat mungkin secara swadaya tanpa melibatkan APBD,” imbuh Muslikh.
Sementara itu, Agustinus Tedja Bawana menegaskan bahwa posko ini tidak boleh ditutup. “Posko akan terus saya gaungkan tidak boleh ditutup sampai pandemi benar-benar tuntas, seraya menggugah peran serta masyarakat dalam menekan jumlah kasus Covid-19,” jelas pria yang biasa disapa Ayah Tedja itu.
“Perhatian kami saat ini tidak lagi fight di pencegahan Covid-19. Namun lebih kepada pengendalian dampak sosialnya. Apa yang bisa dilakukan atas dampak pandemi ini, terutama pengendalian di sektor ekonomi dan kebiasaan-kebiasaan baru yang terjadi setelah wabah Covid ini,” lanjutnya.
“Ambil contoh, kebiasaan anak sekolah yang sudah terbiasa memakai gawai selama satu tahun ini. Tentunya akan menjadi masalah baru bagi guru-guru yang selama ini memberi tugas sekolah secara daring, kemudian harus kembali ke tatanan lama. Sangat tidak mudah. Baik secara emosional maupun secara psikis,” tutur pria yang selalu tampil khas dengan rambut putih panjang yang terikat rapi itu.
Tedja kembali menegaskan, walaupun nanti tidak lagi menjadi posko penanganan Covid-19, posko ini bisa menjadi posko apapun, yang penting berguna bagi warga Malang.
“Kita lihat nanti ke depannya apa yang menjadi kebutuhan masyarakat. Entah itu menjadi posko pembasmian jentik-jentik nyamuk di sekolah-sekolah, ataupun posko gerakan 5M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi),” pungkasnya.
Di kesempatan yang sama, Ketua LSM LIRA, Syarifudin menambahkan, walaupun Posko Peduli Covid-19 MDI memperingati satu tahun berdirinya, namun Ia berharap acara ‘ulang tahun’ tidak dirayakan tahun depan.
“Covid-19 adalah penyakit yang sangat berbahaya. Saya sendiri telah kehilangan dua anggota keluarga akibat terpapar virus korona. Sehingga benar-benar merasakan betapa dahsyatnya wabah ini. Semoga tiga bulan mendatang pandemi usai. Jadi nanti kita selamatan karena Covid-nya sudah sirna,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua API (Asosiasi Petinju Indonesia) dan Dewan Penasihat MOI (Media Online Indonesia) Malang Raya.
Puncak acara hari itu berupa pemotongan tumpeng, disertai ramah tamah antarundangan yang hadir.
Reporter : Tanto
Editor : MA Setiawan