KOTA MALANG – malangpagi.com
Rumah produksi Sinema Nusantara (SN) Malang, yang beralamatkan di Jalan Simpang Dirgantara V C1 No. 22 Sawojajar, Kota Malang, resmi diluncurkan, Minggu (10/1/2021).
Acara launching disertai tasyakuran yang dihadiri seluruh keluarga besar SN Malang beserta tamu undangan. Prosesi doa dan pemotongan tumpeng dipimpin oleh KH Musrifin.
Potongan tumpeng pertama diberikan secara khusus kepada Jonathan, selaku penulis skenario web series “Koncoku Dulurku” produksi SN Malang.
Penggagas merangkap sutradara rumah produksi SN Malang, Agustinus Tedja Bawana menyampaikan, ke depannya rumah produksi Sinema Nusantara Malang akan difungsikan sebagai tempat latihan bagi para talenta. Selain itu juga bisa menjadi ajang diskusi dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan dengan dunia film.
“Launching rumah produksi yang baru ini karena kita bersiap untuk merampungkan web series “Koncoku Dulurku” episode ke 5 hingga 15. Selain itu, juga sebagai persiapan menuju pembuatan sebuah film besar. Oleh karenanya tentu harus punya basecamp sendiri,” tutur pria yang akrab dipanggil Ayah Tedja itu.
Ketua Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) itu mengungkapkan, awalnya episode 15 “Koncoku Dulurku” dijadwalkan selesai di bulan Febuari 2021.
Namun, karena ada pemberlakuan PPKM mulai 11-25 Januari, imbasnya proses produksi diprediksi molor satu hingga dua bulan. Ditargetkan seluruh episode akan selesai pada bulan Maret tahun ini.
“Untuk film besar yang akan kita garap berjudul ‘Undercover Gunung Arjuno’. Sasaran penontonnya generasi milenial. Tujuannya agar mereka tahu sejarah keberadaan para pendahulu. Selain itu, cerita dari Gunung Arjuno tentunya memancar kemana-mana. Termasuk mempengaruhi simbol-simbol politik dan kehidupan berbangsa di Indonesia. Untuk durasi rencananya 2 sampai 2,5 jam,” paparnya kepada Malang Pagi, Minggu (10/1/2021).
Pria berpenampilan khas rambut putih panjang terikat rapi itu menjelaskan, selanjutnya rumah produski SN Malang akan menggelar casting, termasuk pelatihan menuju casting yaitu semacam diklat penguasaan peran. Dirinya juga berniat melibatkan peran media dalam open casting.
“Usia termuda yang tergabung di SN Malang berusia 7 tahun. Sedangkan yang tertua 65-68 tahun. Latar belakang mereka bukan orang perfilman. Semua kita gembleng dari nol,” ungkap Ayah Tedja.
“Syarat utamanya harus ada kemauan. Setelah itu bari kita lakukan tracking. Mereka harus memiliki awareness, disiplin, serta keterbukaan personal. Kita akan jadikan mereka mempunyai kemampuan akting sesuai skenario,” tandasnya.
Reporter : Doni Kurniawan
Editor : MA Setiawan