JEMBER – malangpagi.com
Tim Kickboxing Kota Malang, yang terdiri dari tujuh atlet dan dua pelatih, menyudahi perhelatan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) Jawa Timur VII 2022, dengan membawa pulang satu emas, satu perak, dan dua perunggu. Raihan ini membuat posisi tim Kota Malang bertengger di posisi kelima dari 23 kontingen cabor Kickboxing, di hari terakhir event yang digelar di Yonif 509/Raider Kabupaten Jember ini, Selasa (28/6/2022).
Medali emas diraih Muhammad Rheza Arianto yang berlaga di nomor Kick Light -70 putra, dan medali perak oleh Karina Arisandi Pamungkas di nomor Pointfighting -55 putri. Sedangkan medali perunggu masing-masing didapatkan Derlin Julianto di Pointfighting -57 putra dan Muhammad Fakhri Hafizh di Creative Form putra.
Peraih medali emas, Muhammad Rheza Arianto mengaku penampilan perdananya di ajang PORPROV Jatim ini sangat menggembirakan. “Saya berhasil memenangkan seluruh pertandingan hingga final. Semua dengan kemenangan mutlak. Sangat puas dengan performa di PORPROV kali ini. Terutama dapat menyumbang medali emas bagi Kota Malang,” ujar pria yang belum terkalahkan di ajang ONE Pride MMA itu.
Selain itu, dirinya mengapresiasi KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Kota Malang, yang menurutnya telah memberikan fasilitas sangat memadai. “Saya berterimakasih kepada KONI Kota Malang yang memperhatikan atlet-atlet hingga hal-hal terkecil,” tutur Rheza.
Saat ditanya tentang rencana selanjutnya, lajang kelahiran Malang 21 tahun lalu tersebut mengaku bahwa dirinya sangat ingin membela Jawa Timur di PON (Pekan Olahraga Nasional) XXI 2024 mendatang. “Selain itu saya juga memiliki mimpi untuk membela Merah Putih berlaga di event-event internasional,” ungkap .
Karena ini adalah ajang Porprov terakhirnya, Rheza berharap para penerusnya mampu memberikan yang terbaik serta membanggakan Kota Malang. Bahkan Ia mengaku dengan senang hati akan turun tangan, jika diminta membantu melatih bibit-bibit Kickboxer Kota Malang.
Sementara itu, pelatih kepala tim Kickboxing Kota Malang, Meta Andri Setiawan mengaku sangat bangga dengan penampilan atlet-atletnya. Pun begitu, dirinya juga menyampaikan kekecewaan atas buruknya kinerja wasit juri di gelaran PORPROV Jatim kali ini.
“Kerja wasit juri merupakan penurunan dari dua event terakhir yang terbilang sukses. Kami kecewa karena Kota Malang sejatinya berpotensi meraih tiga emas di hari terakhir PORPROV. Namun para pengadil yang bertugas di ajang sekaliber PORPROV, entah mengapa seolah terganggu indra penglihatannya, dan seakan lupa tentang standar penilaian pertandingan Kickboxing yang seharusnya mereka kuasai,” keluhnya.
“Namun kami beruntung memiliki Rheza, yang turut merasakan kepedihan seluruh tim. Dengan kualitas yang dimiliki, Ia berhasil menuntaskan laga final, hanya dalam satu ronde, dan berhasil membawa medali emas bagi Kota Malang,” imbuh Sekretaris Umum Kickboxing Kota Malang itu.
“Terlepas dari itu semua, bagaimana pun juga kami harus menerima hasil ini. Sekali lagi saya sangat bangga dengan kerja keras seluruh atlet. Mereka telah mengeluarkan seluruh kemampuan terbaik, untuk membuat bangga Kota Malang,” tegasnya.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai pengurus Provinsi Kickboxing Indonesia Jawa Timur ini, pihaknya akan mendesak untuk segera dilakukan evaluasi luar biasa atas penyelenggaraan cabor Kickboxing di PORPROV Jatim VII 2022. “Kami belajar banyak dari penyelenggaraan event ini. Apalagi Jawa Timur telah mendapat tawaran sebagai tuan rumah Kejuaraan Nasional. Tentu kami tidak ingin mengecewakan seluruh pihak,” tutup Meta. (Red)