
KOTA MALANG – malangpagi.com
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Malang menyatakan siap mengikuti arahan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI apabila ditunjuk sebagai lokasi uji coba vaksin Tuberkulosis (TB) yang dikembangkan oleh Gates Foundation, lembaga milik Bill Gates.
Kepala Dinkes Kota Malang, Husnul Muarif mengungkapkan, sampai kini belum ada petunjuk resmi dari pemerintah pusat terkait pelaksanaan uji coba vaksin tersebut.
“Masih dalam lingkup pusat. Apapun instruksi dari Kemenkes akan kami jalankan,” ungkap Husnul, Selasa (13/5/2025).
Ia mengatakan, Pemkot Malang sampai saat ini terus menjalankan program penanggulangan TB sesuai target nasional, yakni nol kasus penularan TB pada tahun 2030. Dinkes menggandeng berbagai pemangku kepentingan lokal untuk memutus rantai penularan.
Husnul menyebut, berdasarkan laporan tahun 2025, terdapat sekitar 400 pasien yang tengah menjalani pengobatan TB dan angka kematian akibat penyakit ini tercatat di bawah lima kasus.
“Pengobatan ini tidak boleh terputus sampai pasien dinyatakan sembuh,” tegasnya.
Dinkes juga aktif melakukan deteksi dini dan pengobatan TB selama enam bulan bagi para penderita. Upaya ini mencakup penyelidikan kontak dan investigasi terhadap 15 orang terdekat pasien TB di lima kecamatan, mengingat penyakit ini menyebar melalui udara dan menyerang paru-paru akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
“Investigasi kami lakukan terhadap mereka yang tinggal, berinteraksi, atau berkomunikasi langsung dengan pasien,” ujarnya.
Dukungan terhadap upaya eliminasi TB juga datang dari organisasi masyarakat seperti Muslimat Nahdlatul Ulama (NU), Aisyiyah Muhammadiyah, serta lembaga swadaya masyarakat lainnya.
Mengenai vaksinasi, Husnul menjelaskan bahwa imunisasi Bacillus Calmette-Guérin (BCG) tetap dilakukan sejak bayi berusia satu bulan, sebagai langkah pencegahan agar infeksi TB tidak berkembang menjadi parah.
“Tahun ini tersedia 11.000 dosis vaksin BCG gratis untuk bayi yang baru lahir,” katanya.
Sementara, Staf Program Yabhysa Peduli TBC Kota Malang, Yayuk Widiniah mengatakan, pihaknya telah mendengar isu rencana kerjasama pemerintah dengan Gates Foundation, meski saat ini masih sebatas pembicaraan awal.
Yayuk mengapresiasi capaian program terbaru yang memperluas jangkauan layanan bagi pengidap TB. Ia menyebut peningkatan signifikan terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
“Sebelumnya saya hanya bisa menjangkau delapan hingga 15 orang, tapi April lalu bisa mencapai 112 orang,” terangnya.
Menurut Yayuk, kemudahan akses layanan serta peran aktif penjangkau sangat membantu pasien. Ia berharap jika uji coba vaksin jadi dilakukan, program tersebut mampu memberi manfaat nyata bagi para pelaku lapangan yang sudah bekerja keras selama ini.
“Dampaknya harus positif. Capaian ini tidak diraih dalam waktu singkat, butuh bertahun-tahun perjuangannya. Sayangnya, komunikasi pemerintah saat ini kurang baik. Harusnya masyarakat diberikan pemahaman agar tidak memperkuat stigma terhadap pasien TB,” tuturnya.
Yayuk juga mengingatkan pentingnya koordinasi agar tidak terjadi tumpang tindih antar program yang justru menyulitkan pelaksanaan di lapangan.
“Kalau alasannya karena Indonesia termasuk negara dengan beban TB tertinggi, ya sah-sah saja. Tapi kondisi masyarakat di Malang tidak mudah. Empat bulan terakhir ini saja hasil perjuangan bertahun-tahun. Pemerintah perlu membangun komunikasi yang lebih terbuka,” tandasnya. (Rz/YD)