KOTA MALANG – malangpagi.com
Setelah pergantian nama dari Muslimat Thoiriqiyah menjadi Muslimat Wathonah pada Muktamar ke XII di Pekalongan 2018 silam. Kini nama Muslimat Wathonah berganti lagi menjadi Lajnah Wathonah pada Munas ke-2 yang digelar di Bengkulu. Setelah pergantian tersebut anggota tersebut dilakukan pengukuhan.
“Karena perkembangan dalam sidang komisi pada Munas ke-2 di Bengkulu, dan usulan dari sejumlah wustha (provinsi) se-Indonesia serta beberapa syu’biyyah (kabupaten atau kota) yang hadir dalam Munas XII di Bengkulu, menyepakati dan sudah disetujui oleh Rois Am Jamaiyah Annuthoriqoh Al Mutabaroh An Nadiyin, untuk mengganti nama dari Muslimat Wathonah menjadi Lajnah Wathonah,” jelas Ketua Lajnah Wathonah Idaroh Wustho Jawa Timur, Nyai Nuskha, dalam acara pengukuhan Lajnah Wathonah Idaroh Syu’biyyah se-Jawa Timur, Minggu (5/6/2022)
Lebih lanjut dirinya mengatakan, perubahan nama ini perlu disosialisasikan ke seluruh Nusantara. “Perubahan nama Lajnah Wathonah kami sampaikan kepada Ibu Gubernur atau yang mewakili,” ujar Nyai Nuskha.
Pihaknya berharap perubahan nama tersebut menjadikan pengurus yang berada di pusat, wustha, syu’biyyah, hingga tingkat bawah tidak ragu lagi, bahwa ini adalah ibu-ibu Jatman (Jami’yah Ahlut Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nadhliyin). “Sekali lagi kita sudah resmi ber-SK hasil Munas ke-2, dari Jatman bernama Lajnah Wathonah Jamiyyah Ahlithoriqoh Al Mutabaroh An Nahdliyyin. Semoga dan semakin besar serta dapat dikenal masyarakat,” paparnya.
Pengukuhan yang bertempat di Gedung Bundar Al-Asy’ari, Universitas Islam Malang (Unisma) tersebut, bertujuan untuk memberikan hak dan kewajiban kepada pengurus, berdasarkan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan sesuai peraturan dasar dan peraturan rumah tangga.
Dalam pelantikan tersebut, turut hadir Jatman Idaroh Wustho Jawa Timur, KH Ngadiyin Anwar, yang mengungkapkan adanya dukungan dari pemerintah, baik tingkat provinsi maupun Kota Malang. “Pengukuhan ini sebagai bentuk pembuktian bahwa Jatman luar biasa, karena kehadiran Lajnah Wathonah,” tegasnya
Dalam sambutannya, Kyai Ngadiyin menginformasikan ada dua event besar yang akan digelar. “Korona bukan alasan untuk menghentikan segala kegiatan. Tetapi dapat memberikan kekuatan untuk mengumpulkan energi menjadi ledakan yang positif. Ada dua event besar yang akan kami selenggarakan,” terangnya.
Kegiatan yang dimaksud yaitu Multaqo Mursyid pada 15–16 Oktober 2022 yang akan diselenggarakan di Madiun. Event berikutnya adalah Idaroh Wustho akan menggelar Musda Jawa Timur pada 25–26 Februari 2023 di Pamekasan. “Semoga semangat Nahdliyin membawahi kepada Jatman di periode yang akan datang, untuk menghadapi tantangan yang lebih berat,” ujarnya
Kegiatan ini juga mendapat apresiasi dari Asisten III Bidang Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur, Sjaichul Ghulam, yang hadir mewakili Gubernur. “Saya mengharapkan doa dari para kyai dan alim ulama yang hadir di sini. Agar kami semua mampu membawa Jatim untuk terus selamat dan lancar dari godaan apapun,” ujarnya. (Har/MAS)