KOTA MALANG – malangpagi.com
Walikota Malang Sutiaji berharap gelaran Festival Olahraga Rekreasi Daerah (FORDA) perdana yang dihelat Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI) Jawa Timur 2023 di Kota Malang, 27–30 Mei 2023, meraih tiga kesuksesan. “Sukses pelaksanaan, sukses prestasi, dan sukses ekonomi,” sebut Sutiaji di acara pembukaan FORDA I KORMI Jatim 2023 di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang, Sabtu malam (27/5/2023).
Orang nomor satu di Kota Malang itu juga menekankan para penggiat olahraga untuk senantiasa menjaga keamanan, sportivitas, dan tidak memandang festival ini sebagai ajang mengais bonus semata. “Olahraga melatih kekuatan mental. Jadi jangan hanya memandang bonus, itu urusan kedua. Apabila prestasi diraih, maka bonus akan mengikuti,” tegasnya.
Sutiaji menyampaikan, FORDA menjadi memontum perputaran ekonomi. “Di sini ada mobilisasi masyarakat dan terjadi penghiliran. Dengan olahraga ini, badan sehat begitu juga ekonominya,” terangnya.
Hal senada disampaikan Ketua KORMI Pusat, Hayono Isman. “Saya setuju bonus nomor sekian, karena mereka [para atlet] datang untuk kegembiraan, kesenangan. Jangan sampai mereka menjadi anak-anak muda yang hanya memikirkan bonus,” jelas mantan Menpora di era Kabinet Pembangunan VI itu.
Pihaknya menilai, apabila olahraga hanya dipandang dari sisi bonus, maka tidak akan membentuk SDM yang unggul. “Kita berusaha membentuk badan yang bugar. Bermental juara. Target besarny,a Indonesia tidak boleh bergantung pada sumber daya alam. Tetapi harus menjadi manusia yang memiliki sumber daya unggul,” ujar Hayono.
Di tempat yang sama, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa penyelenggaraan FORDA I KORMI Jatim merupakan hajatan dari 21 KORMI Kabupaten Kota di Jawa Timur. “Alhamdulillah, ada energi baru di sini. Agar persaudaraan menjadi kekuatan kita, dan sportivitas yang harus dijaga oleh seluruh penggiat olahraga, termasuk penggiat KORMI,” tutur Khofifah.
“Saya berharap kekuatan tradisi masing-masing daerah akan ditumbuhkembangkan dengan format masing-masing, dan terus mengenalkan olahraga tradisi kekayaan budaya,” imbuhnya.
Jika olahraga tradisi ini tidak disosialisasikan dan dikembangkan, lanjut Khofofah, akan muncul kekhawatiran suatu saat generasi berikutnya hanya melihat pada dokumen-dokumen perjalanan tradisi dan permainan-permainan tradisional pernah dimiliki oleh negeri ini.
“Melalui FORDA ini, dapat ditunjukkan bahwa ada permainan-permainan tradisional, ada olahraga-olahraga tradisional, dan ada olahraga yang bersifat rekreatif, membahagiakan, menyehatkan, sekaligus membangun sportivitas di antara kita,” pungkas Khofifah. (Har/MAS)