
KOTA MALANG – malangpagi.com
World Cleanup Day (WCD) merupakan acara bersih-bersih sedunia yang diperingati setiap tahun di bulan September. “Acara puncak WCD tahun ini pada 17 September, dan gerakan yang diusung berbeda dari tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Leader World Cleanup Day Kota Malang, Faqiha Salma Achmada.
Tahun ini gerakan WCD difokuskan di Kali Metro, mengingat sungai ini menjadi jalur banjir bandang yang menerjang Kota Batu beberapa bulan lalu. “Jadi bisa dilihat sendiri, di Kali Metro ini banyak sampah plastik yang tidak terurai dan menyangkut pada dahan-dahan pohon di sepanjang sungai,” terang perempuan yang akrab disapa Fasa itu.
Sampah-sampah yang terkumpul nantinya akan dipilah sesuai jenisnya, organik atau anorganik. “Untuk sampah organik dapat diproses menjadi kompos. Sedangkan sampah anorganik akan kami pilah lagi, mana yang bisa didaur ulang dan mana yang tidak memiliki nilai jual yang selanjutnya akan dibawa ke tempat pembuangan akhir,” bebernya.
Pada tahun sebelumnya, gerakan WCD masih relatif kecil karena belum mampu mengumpulkan massa dalam jumlah besar. Namun di tahun ini, Fasa mengaku pihaknya berhasil menggandeng organisasi Buangdisini, serta melibatkan sejumlah relawan dan instansi, sehingga dapat menghasilkan sebuah gerakan yang lebih besat dalam misi penyelamatan lingkungan.
Alasan berkolaborasi dengan Buangdisini adalah karena sama-sama memiliki tujuan yang sama. Buangdisini merupakan sebuah perusahaan startup yang bergerak di bidang pengelolaan sampah plastik. “WCD dan Buangdisini memiliki kesamaan tujuan, yaitu membangun kesadaran masyarakat akan keberadaan sampah, baik sisi lingkungan maupun ekonomi,” terang Fasa.

Pesan moral dari gerakan yang mengusung tema ‘Kami 13 Juta Menuju Indonesia Bersih dan Bebas Sampah’ ini adalah untuk bergerak bersama-sama membangun dunia dengan lebih baik. “Kita bergerak dan menangani permasalahan sampah, dan mencapai yang namanya Indonesia bersih dan bebas sampah,” pungkasnya.
Apresiasi pun disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Mulyono. Menurutnya, World Cleanup Day tidak sekadar acara bersih-bersih, namun juga harus memiliki nilai ekonomis. “Kegiatan ini harus ada nilai tambahnya. Oleh karena itu, Pak Walikota juga memberikan dukungan,” tuturnya. “Organisasi Buangdisini juga harus memberikan pendampingan kepada masyarakat dan memberikan edukasi,” lanjut Mulyono.
Sepakat dengan penyataan Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, founder Buangdisini, Rheza Varianto menyampaikan bahwa pihaknya hadir untuk mengubah persepsi masyarakat, bahwa sampah juga memiliki nilai secara materi. “Buangdisini merupakan gerakan atau aktivitas bisnis, yang dapat diartikan sebagai bentuk startup digital dengan menawarkan platform untuk membangun tata niaga sampah,” jelasnya.

Dirinya menegaskan bahwa Buangdisini merupakan solusi, karena para pengepul sampah dapat langsung menyetorkan sampah kepada user. “Harga yang kami tawarkan lebih tinggi, karena kami mengurangi rantai distribusi sampah. Dengan begitu, taraf hidup para pengepul sampah dapat lebih layak,” papar Rheza.
Dirinya tidak menyangka kegiatan World Cleanup Day di Kota Malang ini dibanjiri dukungan dari berbagai pihak, mulai Walikota, Wakil Walikota, DPRD, Lanal, Kodim, Polresta, hingga instansi terkait.
Rheza mengaku akan terus menggaungkan bahwa budaya membuang sampah pada tempatnya adalah sesuatu yang keren. Selain itu, pihaknya juga akan terus untuk mengedukasi tentang nilai rupiah dari sampah, sehingga masyarakat dapat memilah sampah dengan bijak. (Har/MAS)