KOTA MALANG – malangpagi.com
Delapan desa wisata Jawa Timur peraih penghargaan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 berkumpul dalam acara Rembug Desa 2024. Acara yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur digelar di Hotel The Aliante, Malang.
Selama tiga hari, peserta mengikuti berbagai kegiatan kolaboratif. Hari pertama diisi dengan bimbingan teknis pemantapan pelatihan kepemanduan wisata, Hari kedua dilanjutkan dengan uji sertifikasi kompetensi untuk tour guide dan room attendant, serta hari ketiga peserta melakukan famtrip ke Lembah Tumpang, Kabupaten Malang, yang meraih juara East Java Tourism Award 2023.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, Evy Afianasari menjelaskan bahwa kegiatan rembug Desa tersebut bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengelola wisata agar terus berinovasi dan menjaga standar hospitality.
“Setelah meraih penghargaan ADWI, beberapa desa wisata mengalami peningkatan jumlah pengunjung, Kami tidak ingin destinasi wisata kehilangan daya tariknya setelah ramai dikunjungi,” ujarnya saat dihubungi media Malang Pagi via telepon, Selasa (02/07/2024).
Lebih lanjut, ia menerangkan saat ini Jawa Timur terus menjadi benchmark pariwisata nasional dengan desa-desa wisata yang berkembang pesat. Setiap tahun, provinsi Jatim selalu menjadi yang terbanyak dalam nominasi dan kemenangan ADWI.
“Saat ini Jawa Timur masuk dalam jajaran destinasi wisata unggulan Indonesia, kami selalu menekankan pentingnya diversifikasi produk pariwisata untuk memuaskan wisatawan. Prinsip kolaboratif dan partisipatif harus diterapkan dalam pembangunan pariwisata desa,” tambah Evy.
Sementara itu, Susiati, Kabid Destinasi Pariwisata, menekankan pentingnya pelatihan teknis dan sertifikasi bagi pemandu wisata agar mereka dapat direkomendasikan sebagai pemandu yang kompeten.
“Acara ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan, keterampilan, dan kualitas sumber daya manusia pengelola desa wisata, Untuk desa yang ingin mengembangkan objek wisatanya, perkuat dulu kelembagaan dan petakan potensi sebelum melangkah lebih jauh,” terang Susi.
Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini menunjukkan komitmen Pemerintah Jawa Timur dalam mendukung pengembangan desa wisata yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
“Indikasi keberhasilan wisata bukan hanya dinilai dari tingkat kunjungan wisatawan, tetapi yang lebih penting adalah terjaganya kondisi daya tarik pariwisata dan carrying capacity agar tidak terjadi kerusakan. Setelah itu, dilihat dari aspek sosial budaya dan pelestarian lingkungan,” pungkas Susi. (Dsy/YD)