KOTA MALANG – malangpagi.com
Prediksi puncak gelombang Covid-19 varian Omicron di akhir Februari tergambar seiring meningkatnya jumlah pemakaman dengan protokol kesehatan khusus. Berdasarkan pantauan Malang Pagi, pada Jumat (25/2/2022) jumlah pemakaman Covid-19 di Kota Malang tercatat mencapai 12 kegiatan.
Menurut Kepala UPT Pengelolaan Pemakaman Umum Dinas Lingkungan Hidup (PPU DLH) Kota Malang, Subaedi, pemakaman Covid-19 mengalami lonjakan pada Februari.
“Hari ini [Jumat, 25/2/2022] tertinggi ya. Data yang masuk mencapai 12 pemakaman, untuk hari ini saja.” ungkap Subaedi, ditemui di sela-sela kegiatan pemakaman Covid-19 di Pemakaman Sukun.
Lebih lanjut dirinya menyebut, jika pemakaman Covid-19 pada Januari lalu hanya berkutat di angka tujuh, pada Februari ini jumlahnya mengalami lonjakan signifikan, yakni mencapai 79 pemakaman.
“Tidak menutup kemungkinan akan kembali terjadi kenaikan di akhir Februari. Kami perkirakan mencapai lebih dari 85 pemakaman di akhir bulan ini,” terang Subaedi.
Meskipun begitu, pihaknya menegaskan akan tetap mempertahankan satu tim untuk pelaksanaan gali dan uruk. “Sampai saat ini, kami masih menggunakan satu tim pemakaman yang terdiri dari 8 hingga 9 relawan. Mereka masih sanggup melayani pemakaman Covid-19 hingga malam hari,” jelasnya.
Terkait keluhan sejumlah relawan akan lambatnya pembayaran ongkos gali dan uruk, Subaedi mengatakan bahwa hak mereka sudah dibayarkan usai terjadi audensi antara DLH dengan DPRD Kota Malang.
“Alhamdulillah, sudah terbayarkan ongkos mereka [relawan pemakaman Covid-19]. Karena itu adalah ‘vitamin’ bagi mereka, agar terus bersemangat dalam melakukan pemakaman,” bebernya.
Namun di sisi lain, pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Pasar Gadang itu menyayangkan adanya perlawanan sebagian masyarakat, yang menolak pemakaman yang dilakukan dengan protokol kesehatan.
“Bahkan ada pula pengambilan paksa, serta menolak dilakukan pemakaman secara protokol Covid-19. Seperti yang terjadi di Gadang gang 15 beberapa waktu lalu, dan kami menyayangkan hal seperti itu terjadi,” tutur Subaedi. Menyikapi kejadian ini, pihaknya pun menyerahkan sepenuhnya kepada Polresta Kota dan TNI untuk melakukan pengamanan.
Subaedi memaparkan, proses pemakaman Covid-19 ditentukan oleh pihak Rumah Sakit yang melakukan pemeriksaan. “Sesuai tusi (tugas dan fungsi), kami hanya melaksanakan pemakaman sesuai data yang kami peroleh dari pihak PSC (Public Safety Center) Dinas Kesehatan Kota Malang,” jelasnya.
“Sedangkan yang melakukan pemeriksaan dan menentukan jenazah tersebut positif Covid-19, probable, pneumonia, ataupun komorbid adalah pihak Rumah Sakit,” papar Subaedi.
Kepala UPT yang baru lima bulan menjabat itu mengaku, pihaknya berusaha memberikan pelayanan semaksimal mungkin kepada masyarakat, meskipun terjadi lonjakan pemakaman.
“Ini adalah musibah. Umur manusia tidak ada yang tahu. Kami jalani dan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,” pungkas Subaedi. (Har/MAS)