KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Mahasiswa semester 6 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) pada Minggu (17/7/2022) melaksanakan praktikum 3 di Desa Ngadireso Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Mahasiswa tersebut adalah Ahmad Taufiqul Hafizh Irfana, Tomy Wibowo, Adhiimu Gustaf Aziz, Tanziqul Bariq, Choisti Isvinabila, Andin Putri, Dewi Intan Sabila, dan Erika Rahma Damayanti.
Kegiatan yang bertempat di Hamur Kutup Dusun Putuk (Loji) ini turut melibatkan Ukana Yusuf selaku Pengelola Hamur Kutup. Serta sejumlah komunitas gowes Malang, di antaranya Sarapancal, Lancar Jaya, dan Brotherhood.
“Kami sengaja memilih lokasi kegiatan di Hamur Kutup, karena tempat ini selain kafe juga bergerak di bidang pertanian. Dari lahan seluas satu hektare, sebagian kecilnya dipakai untuk kafe,” ujar Taufiqul kepada Malang Pagi.
Hamur Kutup ini bisa dibilang adalah sebuah kafe tradisional yang menawarkan suasana pertanian. Konsep tradisional di sini bisa ditemui dari sajian menu kulinernya.
Kafe ini juga menggunakan panel surya sebagai penyedia listriknya, sehingga ramah lingkungan. Selain itu lahan luas nan subur sangat sesuai untuk bercocok tanam.
Uniknya, sajian yang ada di dalam daftar menu tidak mematok harga. Pengunjung bisa membayar minuman dengan biaya seikhlasnya
Taufiqul menambahkan, guna meningkatkan potensi pertanian di Hamur Kutup, mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM sengaja menciptakan sebuah paket edukasi.
“Sejatinya lahan yang ada sangat mendukung. Hanya saja kami menemukan kendala bahwa tempat ini kekurangan sumber daya manusia untuk mengelola. Sementara itu, sang pemilik [Ukana Yusuf] masih duduk di bangku SMK,” terangnya.
Mahasiswa juga sengaja mengajak komunitas gowes sebagai peserta kegiatan menanam. Taufiqul menilai rute menuju Hamur Kutup cukup menantang dan sanggup memacu adrenalin. Sehingga saat peserta tiba, mereka dapat beristirahat sambil melakukan aktivitas menanam. Di samping itu, para peserta juga mengaku senang dengan konsep edukasi pertanian yang ditawarkan.
Sementara itu, pemilik Hamur Kutup, Ukana Yusuf menilai kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian mahasiswa, dalam rangka membatu meningkatkan kesejahteraan masyakat. Konsep yang ditawarkan dianggap mampu menumbuhkan rasa cinta lingkungan, dengan bertani dan merawat tanaman. Sehingga diharapkan dapat meregenerasi petani melalui anak-anak muda yang turun ke sawah.
“Jangan anggap bertani itu hal yang kecil dan remeh. Kalau tidak ada petani, kita tidak akan bisa makan,” tegas Ukana.
Dirinya berharap, melalui kegiatan ini, pesan para mahasiswa untuk meregenerasi petani dapat bermanfaat bagi kesejahteraan pangan bangsa. (YOGA/MAS)