SEMARANG – malangpagi.com
Jawa Tengah pernah menjadi barometer Taekwon-Do ITF (International Taekwon-Do Federation) di tanah air. Beladiri asal Korea tersebut tercatat berkembang di Jawa Tengah sejak 1976, dimulai dari kedatangan pelatih asal Medan ke Semarang. Namun sejak muncul kebijakan penyatuan dua organisasi pada awal 80an, perkembangan Taekwon-Do ITF mulai surut dan kini sangat jarang dijumpai.
Puluhan tahun berselang, upaya untuk menghadirkan seni beladiri Taekwon-Do ITF di Jawa Tengah mulai muncul. Pada 10–11 September 2022, ITF Indonesia Taekwon-Do mengadakan Intensive Training Course (ITC), bertempat di Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Menurut Alen Sulistiono, penggagas ITC Semarang, kegiatan ini adalah sebuah upaya untuk memperkenalkan kembali Taekwon-Do ITF kepada masyarakat Semarang dan Jawa Tengah. “Acara ini sekaligus untuk meningkatkan kualitas para calon pelatih Taekwon-Do ITF yang bertugas menyebarkan beladiri ini,” ujarnya kepada Malang Pagi, Minggu (11/9/2022).
Tak kurang dari 30 peserta mengikuti ITC yang digelar selama dua hari. Tak hanya dari Semarang, sebagian peserta datang dari kota lain. Seperti Magelang, Malang, Sidoarjo, Bengkulu, Jambi, bahkan ada yang dari Aceh. Hampir separuhnya merupakan penyandang sabuk hitam, yang siap menyerap dan menularkan ilmu dari Presiden ITF Indonesia Taekwon-Do, Ivan Antonius, penyandang Dan VI ITF yang didatangkan dari Jakarta.
Alen sendiri mengaku ketertarikannya terhadap beladiri ini didasari rasa penasaran. “Mengapa Taekwon-Do ITF begitu mendunia, sedangkan di Indonesia belum berkembang. Kemudian setelah mengetahui sejarah yang sebetulnya, ditambah teknik-tekniknya yang sangat aplikatif untuk beladiri, saya semakin terpacu untuk mengembangkan aliran beladiri ini,” tandas pehobi gowes tersebut.
Sementara itu, Ivan Antonius, selaku Presiden ITF Indonesia Taekwon-Do mengungkapkan bahwa ITC Semarang adalah terobosan dalam penyebaran Taekwon-Do ITF di pulau Jawa. “Saya berharap para antusias beladiri menemukan Taekwon-Do ITF sebagai pilihan lain yang menjanjikan. Baik dari segi keaslian teknik, maupun sebagi alternatif jalur prestasi,” tuturnya.
Sejak course pertama digelar di Malang pada 9 September 2017, penyebaran Taekwon-Do ITF di Indonesia sempat tertunda karena pandemi. Jawa Tengah sendiri merupakan provinsi keempat, setelah sebelumnya tiga ITC digelar di Jawa Timur (Malang, Sidoarjo, dan Madiun), dilanjutkan dengan Kalimantan Timur dan Riau.
“Semangat pantang menyerah untuk membawa ITF ke seluruh nusantara akan terus berlanjut, dengan menciptakan praktisi-praktisi baru melalui rangkaian seminar dan pelatihan. Tunggu gebrakan kami selanjutnya,” pungkas Ivan.
Dalam acara ini sekaligus digelar launching logo baru ITF Indonesia Taekwon-Do. Rebranding ini dirasa sangat penting, guna mendukung program-program ITF Indonesia Taekwon-Do di masa yang akan datang. (MAS)