KOTA MALANG – malangpagi.com
Tjerme Plein atau Taman Cerme yang terletak di Jalan Merbabu No 4 Oro-Oro Dowo Kota Malang, kini semakin cantik setelah direnovasi oleh pihak CSR (Corporate Social Responsibility) The Shalimar Boutique Hotel. Sebelumnya taman Cerme berbentuk labirin dan saat ini terkesan klasik dengan sentuhan heritage.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang, Noer Rahman Wijaya mengatakan bahwa Taman Cerme ini masuk di dalam SK (Surat Keputusan) Walikota Malang Nomor 139 Tahun 2009 dan pengelolaannya masuk di dalam Dinas Lingkungan Hidup.
“Adapun RTH (Ruang Terbuka Hijau) Taman Cerme, memiliki luas 1.500 meter persegi dan ada Perjanjian Kerjasama sebagai bentuk CSR dengan The Shalimar Boutique Hotel,” ungkap Rahman sapaan karibnya saat ditemui Malang Pagi di sela-sela acara pembukaan Tong-Tong Night Market, Jumat (28/7/2023).
“Sedangkan yang dipergunakan sebagai pemanis khusus untuk RTH yakni sekitar 150 meter persegi,” imbuhnya.
Dikemukakan Rahman bahwa konsep CSR dari The Shalimar Boutique Hotel ini mulai awal perencanaan sampai dengan tahap pembangunan ini adalah membuat suatu tempat tematik.
“Jadi tematik berkaitan erat dengan konsep heritage yang disesuaikan dengan The Shalimar Boutique Hotel yang juga merupakan bangunan heritage dan sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Untuk mendukung itu, pernak-pernik yang disuguhkan adalah barang lama semua, seperti mobil antik dan sepeda motor antik” beber Rahman.
“Edisi old, sehingga nanti membentuk satu kawasan yang berkaitan erat antara RTH dengan hotelnya sehingga kesan heritage nya ini mengena,” tambah Rahman.
Dikatakannya, CSR itu merupakan bentuk kerjasama yang dilakukan oleh pihak swasta dengan Pemerintah Kota Malang. Dalam hal ini pengampu sesuai SK penetapan yaitu DLH.
“Yang kemarin di CSR kan adalah pondasi beserta dengan susunan penataannya. Jika terkait dengan atribut berupa mobil antik dan sepeda motor antik itu sistemnya pinjam pakai, maka dikembalikan kepada CSR nya apabila Perjanjian Kerjasama berakhir,” terangnya.
Dijelaskannya, untuk sementara yang diserahkan kepada Pemerintah Kota Malang sesuai BAST (Berita Acara Serah Terima) adalah bangunan beserta jalan menuju ke joglo. Lalu, untuk penataan dan perawatan juga merupakan kewenangan dari The Shalimar Boutique Hotel,” tutur Rahman.
Saat disinggung kemungkinan, Taman Cerme ini bisa menjadi Objek Cagar Budaya. Rahman mengemukakan untuk penetapan taman maupun kawasan heritage atau kawasan cagar budaya itu merupakan kewenangan pihak TACB (Tim Ahli Cagar Budaya).
“Tentunya, membuat pengkajian baru lagi yang membutuhkan waktu tidak sebentar untuk menaikkan statusnya menjadi ODCB (Objek Diduga Cagar Budaya, kemudian menjadi CB (Cagar Budaya),” tandasnya.
Ditemui di tempat yang sama, Owner The Shalimar Boutique Hotel, Lily Jessica Tjokrosetio mengungkapkan bahwa renovasi yang dilakukan merupakan bentuk dedikasi untuk heritage, dimana ada mobil antik dan sepeda motor antik. “Ini memberi atmosfer tempo dulu,” ucap Lily.
Disebutkannya, sejak tahun lalu The Shalimar Boutique Hotel ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya. “Sejalan dengan itu, kami akan konsen dengan hal-hal yang berbau heritage,” tuturnya.
Secara terpisah, pemerhati heritage, Tjahjana Indra Kusuma mengatakan bahwa Tjerme Plein atau Taman Cerme sudah ada sejak masa kolonial.
“Jadi, di sela-sela Bouwplan, kawasan itu di beberapa lokasi memang diberi Ruang Terbuka Hijau bagi penghuninya untuk beraktivitas, olahraga, membaca, rekreasi ke taman atau memanjakan binatang piaraannya. Dan ini memang sudah direncanakan,” jelas Indra.
Menurutnya, secara perencanaan Bouwplan di kawasan ‘Bergenbuurt’ atau Jalan Gunung-Gunung, keberadaan taman tersebut sudah direncanakan dalam perencanaan besar, seperti Taman Slamet dan Taman Malabar.
“Kawasan ini masuk Bouwplan V tahap kedua yang berkesinambungan dengan Bouwplan VII di kawasan Simpang Balapan dan lapangan pacuan kuda di sana. “Dan pihak Gemeente Malang bekerja sama dengan NV Bouwmaatschappij Villapark sebagai developer pembangunan wilayah itu. Dari namanya, terlihat orientasi perusahaan tersebut yang membangun rumah tipe villa disertai taman-tamannya,” beber Indra.
Kemudian, Sekretaris Tim Ahli Cagar Budaya Kota Malang Rakai Hino Galeswangi menyampaikan Taman Cerme bisa jadi ditetapkan sebagai Objek Cagar Budaya karena berhubungan dengan The Shalimar Boutique Hotel dan lingkungan sekitarnya. “Namun hal itu membutuhkan kajian yang mendalam,” tutur Rakai. (Har/YD)