![](https://malangpagi.com/wp-content/uploads/2023/12/IMG_20231215_213019-1024x576.jpg)
KOTA BATU – malangpagi.com
Sebanyak 800 Kader Keluarga Berencana (KB) dan Tim Pendamping Keluarga mengikuti kegiatan Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dalam rangka percepatan penurunan angka stunting. Acara yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Timur tersebut dihelat di Hall Arjuna, Hotel Selecta Kota Batu, Jumat (15/12/2023).
Ditekankan oleh Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, penurunan angka stunting dapat dilakukan dengan pola kesehatan reproduksi. Salah satu faktornya adalah kurangnya kesadaran terhadap pernikahan di usia muda, serta jarak kehamilan yang terlalu dekat.
Dirinya menjelaskan, jarak kehamilan kurang dari satu tahun dapat meningkatkan risiko stunting pada bayi yang masih dalam kandungan. “Para kader KB memiliki kemampuan untuk mendekati keluarga dan mengajak berbicara tentang hal-hal penting. Seperti masalah reproduksi, pola makan, dan kondisi lingkungan rumah,” tutur Hasto.
Hasto menyampaikan, pada 2022 angka stunting di Indonesia mencapai 21,6 persen. Namun di Jawa Timur, angka stunting pada tahun yang sama sudah berada di bawah 20 persen, yaitu sekitar 19 persen. Adapun target yang dicanangkan adalah menurunkan angka stunting di bawah 14 persen. “Dalam upaya menurunkan angka stunting, peran kader sangat signifikan. Saat ini jumlah kader penyuluh KB di Indonesia mencapai 1,2 juta orang, dan kader pendamping keluarga di seluruh Indonesia berjumlah 600 orang,” paparnya.
Dalam jangka pendek, stunting dapat menyebabkan gangguan perkembangan otak, penurunan tingkat kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan disregulasi metabolisme tubuh. “Sedangkan dampak jangka panjang mencakup penurunan kemampuan kognitif dan prestasi belajar, penurunan kekebalan tubuh, serta peningkatan risiko terkena penyakit diabetes, penyakit jantung, dan sejumlah penyakit lainnya,” sebut Hasto.
Di tempat yang sama, Krisdayanti selaku anggota Komisi IX DPR RI, menegaskan bahwa menangani stunting bukanlah sekadar pemenuhan gizi, melainkan juga mengubah pola hidup masyarakat. “Saya yang ada di kursi legislatif bersedia melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo, dalam mencapai target prevalensi stunting sebesar 14 persen dengan pendekatan pada tingkat keluarga,” ucap artis asal Kota Batu itu.
Di samping itu, pihaknya juga memberikan dukungan dalam percepatan penurunan angka stunting. “Saya menyoroti pentingnya kesadaran masyarakat pengaruh makanan impor. Serta menekankan, bahwa pemahaman sederhana seperti mengonsumsi dua telur sehari dapat berkontribusi dalam menekan kasus stunting. Dengan syarat, pemahaman yang baik dalam pengolahan makanan oleh ibu-ibu,” tutur Krisdayanti. (MK/MAS)