KOTA MALANG – malangpagi.com
Direktorat Tindak Pidana Narkoba Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dan Polda Jawa Timur bersama Dit. Interdiksi Narkotika DJBC berhasil membongkar produksi dan peredaran tembakau dengan kandungan sintetik kannabinoid jenis MDMB-4en-PINACA terbesar di Indonesia.
Pengungkapan pabrik narkoba atau Clandestine Laboratory Narkotika sintetis terbesar di Indonesia ini dilakukan di Jalan Bukit Barisan, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Selasa (2/7/2024).
Kabareskrim Polri, Komjen Wahyu Widada menjelaskan bahwa pengungkapan pabrik narkoba yang dilakukan di Kota Malang, Jawa Timur ini merupakan hasil pengembangan sebelumnya yang berada di Apartemen Kalibata City, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan, pada 29 Juni 2024 lalu.
“Berdasarkan keterangan tersangka dan bukti pengiriman, ditemukan bahwa tembakau sinte yang berhasil disita sebanyak 23,7 kg dan 394 gram serbuk putih kecoklatan yang diduga bahan baku tembakau sintetis tersebut, dikirim dari Jalan Bukit Barisan, Kelurahan Pisang Candi, Kecamatan Klojen Kota Malang,” ujar Komjen Wahyu.
Dalam pengungkapannya, Komjen Wahyu Widada mengatakan telah mengamankan barang bukti berupa 1,2 ton Ganja Sintetis, 25.000 butir pil Xanax, 25.000 butir pil Extasy.
“Barang bukti yang diamankan dari Malang 1,2 ton MDMB-4en-PINACA (Ganja Sintetis), 25.000 butir pil Xanax, 25.000 butir pil Extasy, dan 40 kg bahan baku MDMB-4en-PINACA setara dengan 2 ton produk jadi. Ini merupakan pabrik narkoba terbesar di Indonesia yang kami ungkap,” paparnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam mengedarkan barang tersebut, para tersangka menggunakan e-commerce atau secara online.
“Mereka mengemas tembakau sintetis dengan merek dagang ganesha dalam satuan 5 (lima) gram untuk pengguna langsung, kemasan 1 kg untuk reseller, dan kemasan 5 (lima) kg untuk distributor untuk wilayah tertentu,” jelasnya.
Ada 5 tersangka yang diamankan dalam pengungkapan di Kota Malang antara lain, RR (23) warga Sesa Suka Raya, Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi, IR (25) warga Desa Karang Asih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, HA (21) warga Desa Simpangan, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, dan FP (21) warga Perum Sukaraya, Karang Bahagia, Kabupaten Bekasi.
“Para tersangka akan dikenakan Pasal 113 ayat (2) subsider pasal 114 ayat (2) subsider 112 ayat (2), juncto 132 ayat (2) Undang–Undang Republik Indonesia No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman maksimal hukuman mati dan denda maksimal Rp 10 milyar,” ungkapnya.
Komjen Wahyu Widada mengatakan, sebanyak 7,3 juta jiwa terselamatkan dari pengungkapan ini.
“Sedangkan atas berhasilnya pengungkapan ini, potensi penghematan penggeluaran keuangan negara dari biaya rehabilitasi terhadap penyalahguna sebesar Rp 7,632 triliun (tujuh koma enam ratus tiga puluh dua triliun rupiah),” pungkasnya. (YD)