
KAB. PASURUAN – malangpagi.com
Pagi yang cerah di Desa Pacarkeling, Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, menjadi saksi dari sebuah inisiatif mulia oleh sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dalam rangka menjalankan program Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM), mereka menggelar kegiatan edukasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) bagi siswa dan siswi Madrasah Aliyah (MAS) Darul Ulum Pacarkeling, pada Kamis (7/8/2025).
Kegiatan ini menjadi jembatan ilmu yang menjanjikan, tidak hanya untuk meningkatkan pengetahuan, tetapi juga untuk menanamkan rasa peduli dan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat.
Kegiatan edukasi ini memiliki tujuan utama untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan dasar P3K yang komprehensif. Dimulai dari pemahaman dasar tentang apa itu P3K, yang didefinisikan sebagai tindakan darurat untuk memberikan bantuan awal sebelum mendapatkan perawatan medis profesional.
Selanjutnya, mereka dikenalkan dengan berbagai alat dan bahan esensial dalam kotak P3K, serta kegunaan spesifiknya, seperti sabun untuk membersihkan tangan dan betadine untuk mencuci luka. Para siswa juga diajarkan cara mengenali dan menanggulangi kondisi darurat umum seperti pingsan, luka, luka bakar, hingga tersedak.
Seluruh materi ini tidak hanya disampaikan secara teoritis, tetapi juga diperagakan guna memastikan setiap peserta dapat memahami langkah-langkah penanganan yang benar.
Kelompok PMM yang beranggotakan lima mahasiswa ini berasal dari Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES), dengan latar belakang jurusan Fisioterapi dan Keperawatan. Mereka menyasar siswa kelas 9 hingga 12 MAS Darul Ulum Pacarkeling sebagai peserta.
Pada kegiatan tersebut, suasana di ruang kelas sederhana yang menjadi lokasi kegiatan tampak begitu hidup. Antusiasme terpancar jelas dari raut wajah para siswa, diselingi tawa canda yang memecah keheningan. Guru-guru juga turut berpartisipasi, membantu mengondusifkan suasana sejak awal acara dan memfasilitasi kebutuhan ruangan. Kerjasama yang harmonis ini menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan produktif.
Pemilihan waktu di pagi hari ini bukan tanpa alasan. Kondisi siswa yang masih segar dan siap menerima materi pembelajaran dianggap ideal, sehingga edukasi P3K dapat tersampaikan secara efektif dan lancar. Dengan fokus penuh dari para peserta, materi yang sarat akan pengetahuan penting dapat terserap dengan maksimal.
Rangkaian acara diawali dengan sambutan penuh keramahan dan semangat, bertujuan untuk membangkitkan antusiasme belajar serta menciptakan suasana yang bersahabat. Para mahasiswa UMM memulai dengan memperkenalkan apa itu P3K dan pentingnya tindakan tersebut.
Selanjutnya, mereka menjelaskan pedoman “PATUT” yang terdiri dari Pastikan diri aman, Amankan korban, Tandai lokasi kejadian, Usahakan minta bantuan, dan Tindakan sesuai urutan. Materi berlanjut pada pengenalan alat dan bahan dasar dalam kotak P3K, seperti sarung tangan, pinset, kapas, kassa, plester, dan obat-obatan umum.
Di bagian akhir, mereka memaparkan langkah-langkah pertolongan untuk berbagai kondisi darurat yang umum terjadi sehari-hari.
Edukasi P3K ini tidak hanya berhenti pada penyampaian teori. Mahasiswa UMM juga memberikan demonstrasi praktis, seperti manuver Heimlich untuk pertolongan tersedak dan resusitasi jantung paru (RJP).

Untuk menambah interaksi dan semangat belajar, disisipkan pula sesi permainan dan ice breaking berhadiah bingkisan jajanan, yang semuanya berkaitan dengan materi P3K. Sesi ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam mempraktikkan keterampilan pertolongan pertama.
“Kegiatan edukasi P3K ini menjadi pengalaman berharga bagi kami dan para siswa. Harapannya, ilmu yang kami bagikan dapat melatih kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi keadaan darurat serta menumbuhkan kepedulian untuk saling menolong” terang Ketua Kelompok PMM, Putri Nur Aini.
Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa-siswi MAS Darul Ulum Pacarkeling menjadi lebih sadar akan pentingnya pengetahuan dasar P3K. Pengetahuan ini tidak hanya berguna untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menolong orang lain yang berada dalam situasi darurat.
“Kami berharap agar bekal ilmu yang diberikan dapat bermanfaat di kemudian hari dan menumbuhkan kepedulian sosial yang lebih besar di kalangan generasi muda, menjadikan mereka individu yang sigap, tanggap, dan siap membantu dalam kondisi apa pun,” pungkasnya. (*/YD)