KOTA MALANG – malangpagi.com
17 Agustus merupakan hari yang bersejarah bagi Negara Indonesia. Kibaran bendera merah putih telah berbaris rapi menghiasi cakrawala di seluruh penjuru Indonesia. Masyarakat saling berlomba untuk memperingati hari kemerdekaan.
Diantaranya, dengan mengadakan aneka perlombaan dan upacara pengibaran bendera, tak terkecuali santriwan dan santriwati di Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang.
Pengibaran Bendera Merah Putih dilaksanakan di Lapangan Kerto yang dihadiri oleh seluruh santriwan, santriwati dan Pengasuh Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang, Gus Danial Farafish SH, S. Hum, M. Ag.
Upacara diawali dengan pembacaan surat Al-Fatihah. Berikutnya, acara dilanjutkan dengan pengibaran bendera merah putih yang dilakukan oleh tim paskibra putra serta diiringi dengan lantunan lagu Indonesia Raya.
Ustadz Ahmad Ariyanto hadir memberi amanat sekaligus menjadi Pemimpin Upacara santri, dengan semangat yang membara serta suara yang lantang mampu mendorong kesemangatan para santri. Kemudian, dalam kesempatan kali ini juga diadakan pembacaan Pancasila, Teks Proklamasi serta Pembukaan UUD 1945. Acara ditutup dengan Do’a yang dibacakan oleh Sofi N.R.
Upacara di Pesantren Luhur ini merupakan salah satu upacara yang unik, Karena seluruh peserta memakai kostum yang berbeda beda, ada yang menggunakan baju adat, baju sport dan lain lain.
Hal unik ini bukanlah kali pertama diadakan di Pesantren Luhur Malang, Namun setiap tahun tentunya akan diperingati dengan bentuk bentuk yang lebih unik lagi, tanpa merusak esensi upacara bendera itu sendiri.
Setelah upacara bendera selesai peserta upacara ini melakukan Long March dengan mengambil rute di jalan raya Sumbersari, serta gang-gang Kelurahan Sumbersari. Karnaval ini tentunya memberikan kesan bagi para penduduk sekitar karena banyak warga dan anak-anak yang merasa terhibur.
Selanjutnya, para santri melakukan perlombaan-perlombaan khas 17-an yakni panjat pinang, tusuk balon, balap karung dan finding sarung diiringi dengan live musik ala Bunga Tanjung pesantren luhur.
Acara 17-an ini harus dilaksanakan dan dijadikan budaya wajib diseluruh pondok pesantren. Karena saat ini, kita sebagai santri milenial sudah sepatutnya harus berkontribusi dalam membela kemerdekaan bangsa.
Bangsa ini patut bangga memiliki pondok pesantren yang dapat melahirkan santri-santri bermoral, beretika, dan jiwa nasionalisme yang tinggi. Salam Orde Pancasila!
Reporter : Red
Editor : Tikno