KOTA MALANG, malangpagi.com – Datang ke Kota Malang sebagai pemateri dalam Halaqoh bertema Membedah Konsep Ekonomi Gus Dur yang digelar Kelompok Studi Ekonomi Islam Center for Islamic Economics Studies (CIES) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB), Mantan Menteri Koordinator Kemaritiman, Rizal Ramli menyampaikan bahwa dua calon presiden yang mengikuti kontesisasi Pilpres 2019 masih sama-sama menawarkan meu sama.
“Dua-duanya ini masih pakai menu yang sama, menu tahu dan tempe. Bahan bakunya juga masih pakai kedelai impor,” ungkapnya usai acara.
Setidaknya, lanjut Rizal Ramli, harus ada varian menu lain untuk rakyat, seperti ayam, ikan dan daging. Hal itulah yang saat ini sedang didorong. Menu tersebut berkorelasi dengan masalah ekonomi Indoensia yang saat ini masih belum bangkit.
Dari situ, Karena belum ada vairan menu lain, khususnya untuk membangkitkan ekonomi di Indonesia, pihaknya belum menjatuhkan dukungan kepada salah satu capres dan membantah bila masuk tim sukses salah satu Capres. Yakni, menjadi bagian dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno. “Jadi masi bebas (netral),” ungkapnya
Pihaknya saat ini terus menunggu sebuah gagasna atau ide spekatkuler yang muncul yang berasal dari dua capres. Terutama dalam peningkatan ekonomi. “Tidak hanya sekedar menu tahu dan tempe saja,” paparnya
Terkait hal itu, pihaknya memberikan pertanyaan kepada dua capres. Namun ketika bertanya kepada Jokowi, pihaknya belum mendapat jawaban pasti akan menu lain yang dimaksud.
Sementara ketika bertanya kepada Prabowo, pihaknya menjawab, menolak untuk impor. Sebab Prabowo penah menjabat sebagai Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), sehingga jika impor dilakukan, hal itu ditegaskan Prabowo sama saja dengan menembak kaki sendiri. “Ibarat tentara, kalau saya impor sama dengan menembak kaki sendiri,” kata Rizal Ramli menirukan jawaban Prabowo.
Saat ini, Rizal masih munggu jawaban dari Capres yang belum menjawab. Jawaban dari capres tersebut, bisa menjadi pertimbangan untuk menentukan pilihannya