KOTA MALANG – malangpagi.com
Ada yang menarik dari 50 stan ekonomi kreatif yang turut hadir di Malang Creativa Festival. Tenda berukuran 3 x 3 meter dengan nama Tithiek Tenger ini menampilkan berbagai produk topeng yang diaplikasikan pada batik, gelas, dompet, kalung hingga kaos. Semua produk yang dipamerkan adalah hasil karya dari Anak Berbutuhan Khusus (ABK) yang tergabung dalam 28 lembaga di Malang Raya.
Joko Rendy selaku pendamping ABK menyampaikan melalui gelaran Malang Creativa Festival dirinya mengajak para ABK untuk berkreasi. “Saya mencoba belajar berkreatif, mengajak para ABK yang biasanya dipandang sebelah mata, untuk belajar mandiri melalui karya,” ungkap Joko Rendy kepada Malang Pagi di sela-sela mendampingi ABK membuat topeng dalam Malang Creativa Festival. Sabtu (26/11/2022).
Dengan tagline Kota Malang sebagai Kota Kreatif. Joko Rendy memandang kreatif dalam arti kreasi dengan ekspresi utamanya pemikiran kedepan harus mandiri.
“Melalui gelaran ini, kami sampaikan pesan moral. Anak-anak penyandang disabilitas sering dipandang sebelah mata. Tapi, jujur hasil karyanya luar biasa. Kita tunjukkan mereka bisa berkarya dalam hal kreatif dan berekspresi,” tuturnya.
Salah satu pegiat Pasar Seni Bareng ini membeberkan, kreasi yang ditampilkan adalah produk topeng lantaran dirinya cinta topeng.
“Berawal dari kecintaan saya terhadap topeng. Di samping itu, topeng merupakan seni tradisional Malang. Saya coba membungkus topeng bukan hanya untuk menari tetapi saya bingkai dengan pernak-pernik keberagaman topeng,” terangnya
Seniman sekaligus budayawan ini pun menegaskan, pada dasarnya ABK adalah anak-anak istimewa yang memiliki kelebihan. “Mereka adalah berlian, melalui Malang Creativa kita berikan mereka peluang untuk mandiri. Dan saya mengapresiasi sebagai wadah untuk menampung ekonomi kreatif dan mengakomodir ekonomi Kota Malang sebagai produk unggulan,” jelasnya
Dirinya menilai ajang seperti ini dibutuhakan ABK dalam mengembangkan bakat, kreasi dan inovasi. “Bagi saya bantuan materi tidak terlalu penting, namun bagaimana bisa mencari materi itu yang penting. Karena hal tersebut sudah diatur dalam Undang-Undang dan Perda (Peraturan Daerah,” jelas Joko Rendy.
Ia pun menyebut, karya anak didiknya tidak diragukan lagi. “Di bidang fesyen mereka berkarya dengan membuat pakaian yang dikenakan Duta Polantas (Polisi Lalu Lintas) dan menyabet juara pertama,” bebernya
Melalui event ini, dirinya berharap ABK yang dipandang sebagai kaum marginal dapat dirangkul dan digandeng oleh semua pihak, baik itu birokrasi, legislatif maupun tokoh masyarakat karena hal tersebut adalah tanggungjawab bersama. “Mari bersama-sama memberikan peluang bagi mereka untuk bergerak, berkreasi dan berinovasi karena mereka adalah berlian yang luar biasa,” ajak Joko Rendy
Sebagai informasi, Malang Creativa Festival ini mewadahi 17 sub sektor ekonomi kreatif yang menampilkan potensi para pelaku kreatif melalui pameran kriya, home dekor, wisata batik, lomba kuliner, belajar mencanting batik dan pertunjukan seni musik. (Har/YD)