KOTA MALANG – malangpagi.com
Pengasuh PPIQ Darul Hidayah Yatim dan Dhuafa, Gus Hisa Al Ayyubi, menghadiri acara cangkrukan “Ngopi, Ngudud, dan Ngaji” yang kali ini mengusung tema “Memanusiakan Manusia”, di Kedai Merdeka, Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kota Malang, Sabtu (20/11/2021).
Acara cangkrukan mengusung tema kemanusiaan ini sudah terselenggara untuk kali keduanya. Kegiatan perdana sebelumnya digelar di PPIQ Darul Hidayah, Jalan Bareng Kartini 3/G, Kota Malang.
Selain Gus Hisa, obrolan seputar kemanusiaan ini juga menghadirkan narasumber lainnya. Yaitu pendiri Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur (JKJT) Agustinus Tedja Bawana, serta pengasuh Pondok Pesantren Bengkel Akhlak Bumiaji Kota Batu, Kyai Musrifin.
Meskipun diwarnai rintik gerimis dan dibalut dinginnya angin malam, obrolan tetap berlangsung dalam nuansa hangat dan guyub. Baik narasumber maupun peserta duduk lesehan berdampingan.
Mengawali acara, Gus Hisa Al Ayubi menyampaikan bahwa acara cangkrukan rutin ini memiliki tema yang berbeda di setiap peyelenggaraannya. Untuk acara ketiga yang akan diselenggarakan di Kaliku Pakisaji mendatang, tema yang akan diusung adalah seputar budaya dan alam.
“Kali ini ada hal menarik seputar pertanyaan dari Komunitas Relawan Rumah Sedekah. Komunitas ini baru berdiri, tapi ada kendala dihantui perasaan takut ketika melangkah, karena belum memiliki legalitas. Alhamdulillah, ketika datang dengan tujuan silaturahmi, kemudia tercetus solusi terkait legalitasnya. Pada intinya, terus terus berjuang memanusiakan manusia,” beber Gus Hisa.
Selain itu, dirinya juga membahas peranan manusia sebagai makhluk sosial, yang pada dasarnya tidak mungkin hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut membangun jaringan melalui silaturahmi.
Dengan silaturahmi, kegiatan apa pun akan berjalan dengan baik. Sebaliknya, meskipun memiliki niat dan keyakinan tapi tidak menjalin silaturahmi, maka kegiatan tersebut tidak akan berjalan baik.
“Kegiatan ini tentunya akan melibatkan semua pihak, baik lintas komunitas, agama, maupun lintas sektoral. Karena kami tidak berbicara tentang agama, tapi kita berbicara tentang kemanusiaan,” pungkas Gus Hisa.
Di kesempatan yang sama, Ketua Komunitas Relawan Rumah Sedekah, Sri Winarti mengaku bahwa obrolan seputar kemanusiaan semacam ini sangat bermanfaat bagi komunitasnya. Menurutnya, acara ini sangat penting untuk menambah wawasan tentang cara melangkah berbuat kebajikan dan memanusiakan manusia.
“Kami sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada para narasumber. Karena selain memberi wawasan tentang kemanusiaan, juga memberikan solusi pengurusan legalitas komunitas relawan rumah sedekah,” tuturnya.
Komunitas yang memiliki basecamp di Jalan Ki Ageng Gribig gang Sawo ini berdiri pada 31 Mei 2021. Hingga saat ini, anggota yang bergabung berjumlah 30 orang. Namun seiring waktu berjalan, anggota yang aktif saat ini tersisa 10 orang.
“Banyak anggota kami yang mundur. Karena awalnya ada yang mempertanyakan soal legalitas komunitas. Hal inilah yang kemudian mendasari ketakutan untuk melangkah lebih jauh. Padahal niatan kami berbuat baik kepada orang lain,” ungkap Sri.
Kegiatan rutin Komunitas Relawan Rumah Sedekah salah satunya adalah pembagian nasi bungkus yang dilakukan setiap Jumat. Selain ini melakukan pengalangan dana Minggu di Velodrome, dan Selasa di Bumiayu.
Komunitas ini juga setiap bulannya memberikan santunan kepada anak yatim dan masyarakat kurang mampu. (DK99/MAS)