
KOTA MALANG – malangpagi.com
Bakesbangpol (Badan Kesatuan Bangsa dan Politik) Kota Malang menggelar kegiatan Pendidikan Politik bertempat di ruang pertemuan kantor Bangkesbangpol Kota Malang, Jalan Ahmad Yani No. 98 Blimbing, yang diikuti sekitar 50 peserta, Selasa (15/2/2022).
Dalam acara yang mengusung tema “Pendidikan Politik, Etika Budaya Politik, dan Peningkatan Demokrasi Bagi Karang Taruna dan Ormas Kota Malang tahun 2022” itu, Kepala Bidang Politik Dalam Negeri dan Organisasi Massa (Kabid Poldagri Ormas) Bakesbangpol Kota Malang, Noer Rahman Wijaya menyampaikan bahwa kegiatan edukasi politik tersebut merupakan kegiatan reguler yang sudah dilaksanakan sejak beberapa tahun terakhir.
Tujuan kegiatan ini adalah guna meningkatkan partisipasi warga Kota Malang dalam Pemilihan Presiden, Wakil Presiden, DPD RI, DPR RI, Pemilihan Kepala Daerah serta DPRD tingkat kota maupun provinsi pada 2024 mendatang.
Selain itu, acara ini juga sebagai upaya edukasi politik dalam menjalin komunikasi dan koordinasi serta partisipasi warga terkait politik, sehingga diharapkan terjadi peningkatan kualitas demokrasi di Kota Malang.
Pembicara yang dihadirkan antara lain Plt Kepala Bakesbangpol Jawa Timur Jonathan Judyanto, dan Kaprodi Ilmu Politik FISIP Universitas Brawijaya Juwita Hayyuning Prastiwi.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini, karena sangat erat kaitannya dengan pendidikan politik, demokrasi, dan etika budaya politik, sebagai proses untuk mencerdaskan bangsa. Terutama dari sisi partisipan dan pendalaman ideologi Pancasila dan UUD 1945, agar tidak muncul konflik dan menjaga stabilitas politik di masyarakat,” ungkap Jonathan Judyanto.
Hal senada diungkapkan pemateri lainnya, Juwita Hayyuning Prastiwi, yang juga menjabat dalam Dewan Pakar Koalisi Perempuan untuk Kepemimpinan (KPuK) Kota Malang.
Dirinya menganggap kegiatan ini sebagai momentum yang tepat untuk menyuarakan jumlah keterwakilan perempuan di pemerintahan, yang sampai saat ini belum mencapai 30 persen.
“Saya berharap kegiatan serupa dapat dilaksanakan kembali. Mengingat pendidikan politik bukan proses yang dapat selesai dalam satu pertemuan,” tuturnya.
“Keterwakilan Karang Taruna dan ormas dalam kegiatan pendidikan politik ini diharapkan dapat menjadi agen penyebar informasi kepada masyarakat maupun ormas lain, guna meningkatkan pengetahuan politik di Kota Malang,” imbuh Juwita.

Pelaksanaan kegiatan edukasi politik ini juga mendapatkan apresiasi dari Ketua DPC Barisan Kader (Barikade) Gus Dur, Dersi Hariono, yang hadir sebagai peserta.
Dirinya sempat mengeluhkan, bahwa kegiatan edukasi politik masih sangat kurang dan begitu dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia. Terutama sikap kedewasaan dan bijak dalam menyikapi permasalahan maupun kondisi perpolitikan. Sehingga walaupun berbeda pilihan, masyarakat dapat move on usai berakhirnya pesta demokrasi.
“Jangan lagi ada istilah kadrun dan cebong. Kita ini satu Bangsa, satu negara,” tegas pria yang akrab disapa Gus Dersi itu.
“Untuk Kota Malang, bukannya kita mau membubarkan pengajian atau sejenisnya. Banyak alim ulama yang baik di Kota Malang. Mengapa harus mengundang provokator seperti Babe Haikal [Haikal Hassan] maupun Alfian Tanjung, yang jelas-jelas punya agenda politik untuk merongrong Indonesia untuk menerapkan sistem pemerintahan lain,” tegasnya.
“Mana peran Bangkesbangpol di sana? Mana peran Polresta dan Forkopimda?” tandas penggagas Ormas Malang Bersatu itu. (Tanto/MAS)