KOTA MALANG – malangpagi.com
Tidak hanya mengajak untuk menulis buku, dalam rangka memperingati HUT ke-110 Kota Malang dan 100 tahun Stadion Gajayana, Tim Penulis Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana Malang juga meminta masyarakat untuk berpartisipasi dan mempersembahkan buku paling berpengaruh bagi perkembangan serta pembangunan Kota Malang, dalam kurun waktu 1914 hingga 2024.
Rencananya akan dipilih sebanyak 110 buku melalui tahapan kurasi, di antaranya tentang sejarah, sastra, ekonomi sosial, budaya, kesehatan, dan selanjutnya akan dipamerkan di Stadion Gajayana Malang pada 19–22 April 2024. Terkait rencana tersebut, Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (Dispussipda) Kota Malang pun mendukung program yang bertujuan untuk meningkatkan literasi di Kota Malang.
Pustakawan dari Dispussipda, Susana Yuli Sriwahyuni, menyambut baik rencana tersebut. “Kami siap menerima koleksi buku-buku hasil pameran. Di mana 110 buku tersebut dapat menambah koleksi Malang Corner,” ujar perempuan yang akrab disapa Nana sapaan itu.
Ditemui saat pertemuan kelima Diskusi Publik Penyusunan Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayan di lantai 3 Ruang Pertemuan Dispussipda, Selasa (6/2/2024), perempuan berkacamata tersebut menyebut bahwa Dispussipda Kota Malang telah memiliki koleksi buku Etnis Nusantara, sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional.
“Koleksi Etnis Nusantara tersebut kami beri nama Pojok Malangan atau Malang Corner, yang menyuguhkan koleksi-koleksi mewakili konten kedaerahan. Untuk koleksi Malang Corner, kami memiliki 211 judul atau ekslempar, yang terdiri dari buku tulisan-tulisan Malang Raya. Hingga saat ini proses akuisisi dan pemilahan masih berlanjut untuk menambah koleksinya,” jelas Nana. “Di samping itu kami juga memiliki koleksi e-book sebanyak 692 judul atau 2358 ekslempar, yang tersedia di portal Malang Cilin Mbois,” imbuhnya.
Pada 2023, Dispussipda Kota Malang telah mendistribusikan sebanyak 500 ekslempar Buku Spektrum Kota Malang 2018-2023 kepada sejumlah SD dan SMP, sebagai upaya mendukung terselenggaranya literasi di Kota Malang. “Semoga kondisi ini dapat menjadi pelecut, agar koleksi buku tentang Kota Malang dapat diperbanyak. Semoga Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana dapat kami salurkan ke sekolah tingkat atas,” harap Nana.
Di tempat yang sama, Koordinator Tim Penulis Buku Spektrum Satu Abad Stadion Gajayana Malang, Wahyu Eko Setiawan menuturkan, bahwa mengumpulkan koleksi buku paling berpengaruh terhadap perkembangan dan pembangunan Kota Malang antara tahun 1914 hingga 2024 adalah upaya untuk mengumpulkan induk buku.
“Jika induk buku ini sudah terkumpul dan disajikan di Dispussipda, maka akan memudahkan masyarakat untuk menggali informasi yang dibutuhkan. Misalkan guru MI dan MTs dapat mencari Buku Laskar Hizbullah karya Mas Bison, dan otomatis nantinya akan menjadi e-book yang dapat diakses melalui portal resmi Dispussipda,” jelas pria yang biasa disapa Sam WES itu.
“Sejatinya langkah yang ditempuh merupakan target untuk 10 tahun ke depan. Namun jalan ini sudah kami tempuh dan berhasil. Melalui kegiatan ini, kita dapat bersama-sama belajar dari masa lalu, bertindak di masa kini, untuk membangun masa depan,” lanjutnya.
Sementara itu, Abdul Malik selaku moderator mengatakan bahwa buku-buku yang akan dipamerkan dalam rangka HUT ke-110 Kota Malang memiliki beberapa ketentuan. Antara lain, buku tersebut memiliki dampak bagi perkembangan Kota Malang, diterbitkan antara 1914 hingga 2024, ditulis oleh penulis asal Malang, diterbitkan oleh penerbit dari Kota Malang. Namun bisa juga penulis atau penerbit bukan dari Kota Malang, tetapi membahas Kota Malang. “Jadi tidak semua buku kami terima, karena melibatkan banyak pikiran, dan semua dapat menyumbangkan gagasan. Terpenting ada alasan kuat kenapa buku tersebut diajukan,” terang Abdul Malik.
Melalui kegiatan ini, dirinya berharap Kota Malang dapat menjadi landscape pemikiran yang kuat. “Di usia 110 tahun, kami menginginkan banyak buku-buku terpancar, sehingga masyarakat dapat belajar tentang apapun melalui buku,” pungkasnya. (Har/MAS)