
KOTA MALANG – malangpagi.com
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang memastikan akan melakukan program penghijauan di sepanjang koridor Jalan Soekarno-Hatta (Suhat). Namun, pelaksanaan penanaman pohon masih menunggu rampungnya proyek drainase di kawasan tersebut.
Plh. Kepala DLH Kota Malang, Gamaliel Raymond Hatigoran Matondang menyampaikan bahwa penghijauan ini merupakan langkah untuk memulihkan kondisi lingkungan setelah adanya pekerjaan drainase yang berdampak pada sejumlah pohon di sekitar lokasi.
“Beberapa pohon mengalami pemotongan akar akibat pengerjaan drainase. Karena itu, diperlukan pengecekan lanjutan untuk memastikan tingkat keamanannya,” ujarnya, Rabu (10/12/2025).
DLH telah berkoordinasi bersama tim ahli dan Bidang Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk melakukan asesmen langsung. Selain itu, perempesan dahan juga dilakukan secara berkala untuk mengantisipasi potensi kerawanan pohon.
Raymond menjelaskan, Palem Raja yang kehilangan akar kurang dari 10 persen masih tergolong aman. Namun jika kerusakan akar mencapai di atas 30 persen, langkah awal tetap dilakukan melalui perempesan.
“Jika setelah perempesan masih dinilai berisiko, maka penebangan harus dilakukan,” katanya.
Lebih lanjut, DLH Kota Malang menunggu rekomendasi teknis dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Timur terkait jenis tanaman yang paling sesuai ditanam kembali di kawasan Suhat. Pertimbangan itu penting mengingat beberapa titik memiliki ruang tanam terbatas.
“Seperti di depan Polinema, jarak antara pagar dan drainase hanya sekitar 30–40 cm. Area seperti itu tidak memungkinkan ditanami pohon besar, jadi alternatifnya adalah tanaman hias dalam pot besar,” jelasnya.
DLH juga membuka ruang bagi masukan masyarakat, termasuk permintaan agar jenis pohon yang ditanam tetap seragam. Namun, penentuan jenis pohon tetap akan mempertimbangkan karakter masing-masing.
“Mahoni misalnya, bisa tumbuh lagi meski dipotong pendek, sedangkan Palem Raja tidak bisa hidup jika ditebang habis,” tutur Raymond.
Untuk mendukung rencana penghijauan, DLH telah menyiapkan total lebih dari 1.200 bibit pohon dari berbagai sumber, yakni 1.000 bibit dari Polinema, 147 bibit dari DLH Kota Malang, serta 147 bibit tambahan dari Pemprov Jatim.
“Jika penanaman di Suhat segera diminta, kami siap. Termasuk apabila nanti diputuskan untuk menanam Tabebuya, berapa pun kebutuhan bibitnya akan kami sediakan,” tegasnya.
Bibit-bibit tersebut merupakan bagian dari kewajiban penggantian pohon sesuai Perda 2004 tentang ketentuan diameter pohon. Pohon berdiameter 10–30 cm harus diganti 50 bibit, diameter 30–50 cm diganti 75 bibit, sedangkan pohon dengan diameter di atas 50 cm wajib diganti hingga 100 bibit atau lebih.
Raymond memastikan seluruh bibit pengganti telah disiapkan baik oleh DLH Kota maupun Provinsi. Namun proses penanaman masih menunggu keputusan teknis final dari SDA Provinsi Jatim.
“Penanaman akan dilakukan setelah seluruh evaluasi dan arahan teknis diputuskan. Semua harus menyesuaikan kondisi lapangan dan ruang tanam yang tersedia,” pungkasnya. (Dik/YD)














