KOTA BATU – malangpagi.com
Sudah dua tahun beroperasi, sejumlah 32 stand hanya ada 14 pedagang yang aktif berjualan, sambil menunggu Pemkot Batu memasang rolling door. Bahkan yang lebih miris, kondisi pengunjung saat hari libur dengan hari aktif tidak ada bedanya. Kondisi tersebut seakan memaksa para pedagang untuk pasrah menunggu kebijakan pemerintah selanjutnya.
Ditemui oleh malangpagi.com pada Senin, (9/9/2019) di pasar wisata rest area Sidomulyo Kota Batu, Dul Slamet salah satu pedagang di kawasan tersebut mengaku pasrah, sebab selain rolling door stand yang belum juga terpasang sejak dua tahun lalu, pengunjung rest area tersebut juga terbilang sepi.
“Kondisi hari Minggu saja sepi, apalagi senin seperti ini, jarang ada wisatawan yang kemari, malah miris mas kondisi kami, setiap hari harus angkut pulang pergi dagangan kami, dua tahun gak ada roling door nya,” ungkap Dul dengan kalimat terbata-bata.
Lebih lanjut Ia mengungkapkan, sepinya pelanggan dikawasan tersebut diakibatkan dari pembangunan pasar yang belum rampung sehingga walaupun berada dikawasan rest area, pasar wisata tersebut jarang diminati wisatawan.
“Harapan terbesar kami semoga pihak terkait bisa segera merampungkan bangunan ini Mas, biar layak. Dulu pernah diukur, tapi gak ada kelanjutannya, sekarang ini mau tidak mau pedagang harus mengalah. Mengangkat barang-barang saat malam hari dan memasangnya saat pagi hari,” imbuh Dul.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Batu, Eko Suhartono mengatakan jika untuk kelanjutan proyek pasar wisata Sidomulyo tersebut masih dalam tahap pengajuan Perubahan Anggaran Keuangan (PAK). Dirinya mengatakan masih belum berani memastikan kapan PAK tersebut akan ketok palu.
“PAK ini kan sampai bulan Desember, jadi saya juga gak berani jamin kapan akan rampung. Jadi salah nantinya kalau saya mendahului memastikan waktu,” jawab Eko sambil terburu-buru memasuki Graha Pancasila Kota Batu.
Penulis : Doi Nuri
Editor : Tikno