malangpagi.com
Jika selama ini kita biasa mengenal golongan darah jenis O, A, B, dan AB, belum lama ini sebuah rumah sakit di China menemukan urutan golongan darah baru, yaitu subtipe kelompok golongan darah P!
Temuan itu dilaporkan dari rumah sakit Taizhou, Provinsi Jiansu, China Timur, menyebutkan bahwa ada seseorang yang memiliki golongan darah subtipe P, yang diketahui saat melakukan tes darah rutin di rumah sakit tersebut.
Golongan darah P lebih langka daripada golongan subtipe ‘darah panda’ dan ‘darah dinosaurus’. Menurut People’s Daily, golongan darah rhesus-negatif yang sering disebut sebagai ‘darah panda’ di China berjumlah sekitar 0,4 persen dari populasi negeri tirai bambu itu.
Sebagai perbandingan, fenotipe para-bombay yang dikenal sebagai ‘darah dinosaurus’ terjadi sekitar satu dari 10.000, hingga satu dari 100.000 orang. Karena sangat langka, prevalensi golongan darah P ini lebih rendah dari satu di antara satu juta orang.
Ada kurang lebih selusin orang yang memiliki golongan darah P di negara tersebut. Meskipun jumlah varietasnya terbilang sedikit, tetapi pada Desember 2023 lalu pusat informasi di AS menyatakan urutan nukleotida yang ada di dalam sampel tersebut belum terdeteksi sebelumnya, baik di China maupun di belahan dunia lainnya. Nukleotida adalah salah satu jenis dari banyaknya molekul yang membentuk DNA dan RNA, yaitu asam nukleat yang membawa informasi genetik.
Para ilmuwan China kemudian berhasil mengidentifikasi urutan DNA (molekul nukleotida) yang terkait dengan golongan darah P pada seseorang, dengan memfokuskan pada subtipe golongan darah tersebut. Temuan ini dilaporkan oleh The Independent pada Selasa (9/1/2024).
Golongan darah P sejatinya bukan temuan batu. Jenis ini pertama kali ditemukan pada 1927, dengan sampel yang dapat dikelompokkan menjadi lima subtipe berdasarkan antigen di sel darah merah.
Data menunjukkan bahwa sistem golongan darah P memiliki lima fenotipe reguler, yaitu P1, P2, P1k, P2k, dan P. Namun yang paling umum ditemukan di antara subtipe lainnya adalah P1 dan P2.
Spesialis Transfusi, Cao Guo Ping, yang mendeteksi kejadian langka ini, menyatakan bahwa individu dengan golongan darah langka seperti ini memiliki potensi untuk memberikan transfusi darah kepada sesama jenis golongan darah yang mungkin mengalami krisis.
Sebagai contoh, individu dengan golongan darah P hanya dapat menerima transfusi dari jenis yang sama. Hal ini memiliki dampak khusus pada perempuan hamil. “Dalam kasus perempuan dengan golongan darah ini, keberadaan antibodi ‘anti-Tja’ yang menyerang plasenta secara langsung dapat menyebabkan keguguran berulang dan bayi lahir mati,” kata Cao, dikutip di laman South China Morning Post, Selasa (9/1/2024).
Sebagian besar penduduk dunia termasuk dalam sistem golongan darah ABO dan Rh, tetapi terdapat golongan darah lain yang lebih jarang, seperti sistem antigen Hh/Bombay dan golongan darah P.
Golongan darah nol Rh juga disebut sebagai golongan darah ‘emas’, karena tidak mengandung antigen Rh dalam sel darah merah. Di China, golongan darah Rh-negatif dikenal sebagai ‘darah panda’ dan menyumbangkan setidaknya 0,4 persen dari populasi. (Ale/MAS)