KOTA MALANG – malangpagi.com
Bertempat di Pendopo Agung Kabupaten Malang, Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia) PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama) Kabupaten Malang merayakan hari lahirnya (Harlah) yang ke-59.
Harlah yang sejatinya jatuh pada 28 Maret, namun dirayakan pada Sabtu (3/4/2021) ini mengusung tema “Berkhidmat Menjaga Budaya Nusantara di Tengah Hegemoni Neo Imperialisme Global”.
Acara dimeriahkan dengan menggelar berbagai kegiatan, antara lain Melukis Bareng, Tari Topeng, Tari Sufi, Pencak Silat Pagar Nusa, Macapatan, Musikalisasi Puisi, Wayang Potehi, serta mauidzoh sejarah dan budaya.
Hadir dalam acara tersebut Budayawan sekaligus Ketua DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Lesbumi KH Agus Sunyoto, Wakil Bupati Kabupaten Malang Drs. H Didik Gatot Subroto, SH MH, Ketua PCNU Kabupaten Malang Dr. Umar Usman, MM, Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) M Nor Muhlas, S.Pd M.Si, Perwakilan dari Museum Gubug Wayang Margani, Ketua Barisan Kader Gus Dur Kota Malang Dersi Hariono, dan sejumlah pejabat serta undangan.
Krt. Empu H Fanani Arum selaku Ketua Lesbumi Kabupaten Malang mengucapkan terima kasih atas dukungan dan fasilitas dari Pemkab Malang, sehingga giat kali ini dapat diadakan di Pendopo Kabupaten.
Sementara itu Dr. Usman Umar mengaku mendukung penuh segala kegiatan Lesbumi. “Seni budaya sifatnya universal, dan seni budaya Indonesia memperkuat jati diri bangsa. Sehingga kita tidak usah terombang-ambing terpengaruh budaya dari luar. Walaupun gempuran budaya luar cukup gencar, kita memiliki jati diri sendiri,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, yang mengharapkan aktivitas Lesbumi mampu menjaga tradisi dan budaya Nusantara agar tidak tergerus budaya asing.
“Terlebih Lesbumi NU penuh khidmat menjaga budaya Nusantara, agar generasi kita tetap menjaga ideologi Pancasila dan tidak terpapar paham radikal dan ideologi lain,” tutur Didik.
Pada kesempatan itu dilakukan lelang lukisan hasil acara melukis bareng, yang direspons dengan penawaran tertinggi oleh Wakil Bupati seharga Rp5 juta.
Acara dilanjutkan pendatanganan MoU (Memorandum of Understanding) antara pihak Museum Gubug Wayang Mojokerto (atau Museum Ganesha di Malang) oleh Cyntia Handy selaku Direktur, dengan PCNU Kabupaten Malang. Secara garis besar, MoU memuat kesepakatan untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya nusantara.
Di acara Harlah Lesbumi kali ini, Museum Ganesha juga berkesempatan menampilkan wayang potehi atau wayang tradisional Tiongkok, mengusung lakon “Menjaga Kesatuan dan Persatuan Bangsa”. Dalang dan pemain musik wayang potehi ini adalah para anggota NU.
Di pengujung acara, Ketua DPP Lesbumi, Agus Sunyoto kembali menegaskan agar jangan sampai budaya asli Nusantara tergerus dan disingkirkan budaya luar.
“Tradisi nusantara harus dijaga dari ancaman. Ajaran radikal yang selalu menuduh tradisi Jawa degan bidah dan musyrik harus kita lawan. Salah satunya lewat Lesbumi dengan mengakomodir budaya Nusantara,” pungkas Agus.
Acara ditutup dengan kolaborasi tari topeng kolosal, tari sufi, dan Pencak Silat Pagar Nusa.
Reporter : Tanto
Editor : MA Setiawan