
malangpagi.com
Italia akhirnya berhasil mengklaim gelar juara Eropa kembali sejak 1968, setelah kiper Gianluigi Donnarumma mampu membuat dua kali penyelamatan dalam kemenangan adu penalti 3-2 yang dramatis di laga final Euro 2020 melawan Inggris di Stadion Wembley, London, Senin dini hari (12/7/2021).
Setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit, Donnarumma berhasil mementahkan tendangan penalti Jadon Sancho dan Bukayo Saka. Di kesempatan lain, tendangan Marcus Rashford juga membentur tiang.
Sementara di kubu Italia, Andrea Belotti dan Jorginho sama-sama melihat penalti mereka diselamatkan oleh kiper Inggris, Jordan Pickford. Namun keduanya haris berterimakasih kepada Donnarumma yang menepis tendangan terakhir dari Saka, dan memberi Italia gelar paling bergengsi di benua biru itu.
“Tentu saja butuh sedikit keberuntungan dalam adu penalti. Dan saya memahami kekecewaan Inggris. Tim ini telah berkembang pesat, saya pikir masih bisa berkembang lagi,” kata pelatih Italia, Roberto Mancini seusai laga.
Inggris sejatinya telah memimpin sejak awal laga, ketika Luke Shaw mencetak gol tercepat dalam sejarah final Piala Eropa, hanya dalam satu menit dan 57 detik.
Tapi Italia yang tak terkalahkan dalam 33 pertandingan terakhir memaksa membawa pertandingan ke perpanjangan waktu, setelah Leonardo Bonucci berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-67.
Kapten skuad Inggris, Harry Kane merasa sangat terpukul atas kekalahan ini. Terutama karena mereka sejatinya lebih diuntungkan, karena tampil di hadapan para fans di ‘kandang’ sendiri.
“Kami mengawali pertandingan dengan sempurna. tetapi mungkin kami turun sedikit terlalu dalam. Usai mencetak gol lebih awal, kami menjadi lebih bertahan sepanjang pertandingan,” ujar Kane.
“Mereka (Italia) memiliki banyak penguasaan bola. Meskipun terlihat kami juga cukup memegang kendali permainan, dan berhasil membuat mereka tidak mampu menciptakan banyak peluang. Namun akhirnya mereka berhasil mencetak gol,” imbuhnya.
Kane juga melayangkan simpati dengan Rashford, Sancho, dan Saka, yang semuanya gagal dalam mengeksekusi adu penalti.
“Kalian harus mengangkat kepala tinggi-tinggi. Ini adalah sebuah turnamen yang fantastis. Apapun bisa terjadi, termasuk gagal dalam adu penalti. Siapa pun dapat melewatkan penalti. Kita menang bersama, kita kalah bersama,” tegas Kane.
Laga malam ini adalah pertama kalinya bagi Inggris bermain di sebuah final besar dalam 55 tahun, sejak mereka memenangkan Piala Dunia 1966. Ini juga memperpanjang rentetan kesedihan mereka dalam melakoni drama adu penalti di turnamen besar, setelah kekalahan pada 1990, 1996, 1998, 2004, 2006 dan 2012. (MAS/Red)