KABUPATEN MALANG – malangpagi.com
Sejarah penyebaran Topeng Malang yang selama ini tidak banyak diketahui masyarakat Malang membuat banyak nama desa pendukung topeng yang terlewat dalam ingatan masyarakat Malang. Salah satunya adalah Dusun Pijiombo, Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Padahal, desa ini sudah puluhan tahun terus “nguri-nguri” kesenian Topeng Malang.
Tradisi suguh pundhen dengan menyelenggarakan selamatan untuk bersih desa seperti yang mudah ditemukan di Dusun Pijiombo, ini merupakan sebuah desa yang berada di kawasan Gunung Kawi yang menjadi pusat wisata religi di Kabupaten Malang.
Dan, itu sangat berbeda dengan desa-desa lain pada umumnya. Di Pijiombo Bersih Desa dilakukan dengan cara nyadran atau suguh pundhen di Sumber Topeng dengan menari topeng setelah itu acara dilanjutkan dengan pementasan Wayang Topeng.
Sedangkan, di bawah pimpinan Harsoyo, sebagai ketua rombongan Wayang Topeng Madyo Utomo. Acara di Pundhen Sumber Topeng biasa dilakukan setiap tahun yaitu pada hari Senin di bulan Selo seperti yang di selenggarakan saat ini, hari Senin (6/8/2018)
Menurut M. Nasai, peneliti dan pegiat Forum Pecinta Topeng Malang. “Kesenian Topeng yang berada di dusun ini bagi saya sangat istimewa, keistimewaan itu tak lain Topeng menjadi perekat dan nilai sosial masyarakat Pijiombo, Topeng juga menjadi kesenian penguat masyarakat Pijiombo dalam mempertahankan keasrian alamnya,” tuturnya.
Di sisi lain, Lyhonk, salah seorang pengrajin topeng dan penati topeng dari Jabung merasa terharu dan bangga, bahwa dia tidak salah membuat topeng dan ikut menari topeng. “Disini di Pijiombo topeng sangat di hargai bahkan sampai di jamasi, karena itu merupakan penciptaan karya seni manusia, jadi topeng tidak menjadi etalase hiasan atau aouvenie saja melainkan topeng bisa lebih migunani (bermanfaat),” ungkap dia, yang datang dari jauh-jauh hanya untuk melihat prosesi jamasan topeng.
Keyakinan bahwa seni topeng menjadi bagian sakral dalam kehidupan masyarakat Pijiombo menjadikan seni topeng terus lestari di wilayah lereng Gunung Kawi ini. Cerita yang berkembang di masyarakat bahwa topeng-topeng kuno peninggalan leluhur Pijiombo berawal dari Sumber Topeng dusun Pijiombo menjadikan para pemangku topeng selalu melakukan suguh ataupun jamas Topeng di sumber dusun tersebut tiap kali acara bersih dusun dilaksanakan tiap tahunnya.
Prosesi jamas topeng di Sumber Topeng dusun Pijiombo telah purna dilaksanakan pagi ini. Dalam doa ritual jamas topeng yang dipimpin oleh sesepuh grup topeng Pijiombo Madyo Utomo yaitu Mbah Harsoyo tersebut bahwa “suguh” serta tarian topeng yang dilaksanakan adalah bentuk terima kasih masyarakat Pijiombo atas melimpahnya air bersih dari sumber yang selama ini digunakan masyakatat pijiombo untuk keperluan keseharian dan air minum. Ritual ini juga sarana masyarakat Pijiombo untuk terus menjaga kebersihan mata air sumber dan juga bentuk masyarakat dalam menjaga alam.
Seperti yang diketahui, setelah ritual di Sumber Topeng Pijiombo, topeng-topeng sakral akan di gebyak di halaman rumah Kepala Dusun, Rioko, dan gebyak wayang topeng ini akan membawakan lakon Temurune Wahyu Sri Rejeki dengan dalang muda bahas Hadi Gunacarito. Sementara, malam ini dilanjutkan dengan gelaran wayang kulit Ringgit Purwo yang menjadi penutup acara ritual bersih desa.
Reporter : Red
Editor : Putut