KOTA MALANG – malangpagi.com
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo berharap Partai Persatuan Pembangunan (PPP) setia merawat persatuan, sesuai apa yang menjadi cita-cita partai berlambang Ka’bah tersebut.
“Saya berharap PPP setia merawat persatuan, dan tidak pernah berhenti menebar nilai-nilai keislaman yang konsisten dan sejuk,” harap Jokowi, dalam sambutan yang disampaikan secara virtual, memperingati Hari Lahir ke-49 PPP sekaligus Hari Wafat KH Hasyim Muzadi, Minggu (27/3/2022).
Dalam kegiatan yang diikuti seluruh kader PPP di seluruh Indonesia itu, Jokowi menyampaikan bahwa PPP mampu mengharmonisasikan nilai-nilai Islam dalam pembangunan Indonesia.
“Hampir setengah abad usia PPP, dan telah berkontribusi dalam pembangunan Indonesia, dengan mengharmonisasikan antara nilai-nilai Islam dengan praktik-praktik kehidupan berbangsa dan bernegara, serta melakukan ikhtiar-ikhtiar untuk mewujudkan pembangunan yang berkeadilan, makmur, dan sejahtera”, papar orang nomor satu di Indonesia itu.
“Semoga ikhtiar yang kita lakukan bersama menuju Indonesia maju mendapat rida dari Allah SWT,” imbuh Jokowi.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendiring agar PPP menyiapkan diri menuju usia emas, dengan pengembangan perencanaan secara extraordinary.
“Bapak Ketua Umum PPP kerap menyampaikan perencanaan secara extraordinary, maka saya ingin mengajak keluarga besar PPP untuk melaksanakan dengan sistem tersebut”, tutur Khofifah.
Dalam kesempatan tersebut, perempuan yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial itu juga mengapresiasi perjuangan KH Hasyim Muzadi. “Peran beliau dalam mengantarkan pemberdayaan umat begitu luar biasa. Semoga napas itu menyemai dalam kader-kader PPP,” tuturnya.
Tak lupa Khofifah mengucapkan terima kasih, karena acara secara nasional ini dilaksanakan di Jawa Timur. “Saya sering mengajak kegiatan nasional diselenggarakan di Jawa Timur, karena resonansinya akan memberi nilai positif dalam perekonomian di Jawa Timur,” terangnya.
Senada dengan yang disampaikan Gubernur, Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf juga memberikan penghormatan kepada KH Hasyim Muzadi. “Saya sangat berterimakasih telah diajak untuk bertabaruf ramah tamah dengan keluarga KH Hasyim Muzadi,” ucapnya.
“Kedudukannya KH Hasyim Muzadi dalam Pengurus Besar Nadhlatul Ulama telah membangun konsolidasi. Lebih istimewanya, hal itu dilakukan di tengah masa pancaroba, pada 10 tahun pertama masa reformasi,” ungkap Gus Yahya.
Dirinya tak luput mengapresiasi kemampuan KH Hasyim yang luar biasa dan berakar pada kader NU. “KH Hasyim Muzadi berkhidmah nyaris seumur hidupnya, serta memulainya dari paling dasar. Ketua ranting, PWNU Jatim, dan menjadi PBNU. Ini luar biasa. Tidak ada seorang kader yang memiliki bentangan khidmah lebih lengkap dari KH Hasyim Muzadi,” bebernya.
“Konsolidasi organisasi yang dimiliki sangat mumpuni. Karena beliau paling tahu tingkat pusat hingga tingkat paling bawah,” puji Gus Yahya.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, KH Muhammad Nafi mengungkapkan, KH Hasyim Muzadi sering menyampaikan di masa reformasi, bahwa santri tidak boleh buta tentang politik, apalagi politik yang membabi buta. “Pesan beliau, pelajari politik sebagai suatu keniscayaan yang akan memberikan arah. Apalagi negara kita adalah negara demokrasi,” ujarnya.
“Kita harus membangun optimisme, apapun partainya. Bangsa kita telah memilih jalan demokrasi, sebagai bentuk sinergi dalam merawat pembangunan,” imbuh Kyai Nafi, menirukan pesan KH Hasyim Muzadi. (Har/MAS)