
KOTA MALANG – malangpagi.com
Jalan Selorejo yang terletak di wilayah RW 15 Kelurahan Lowokwaru, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pada Minggu (28/8/2022) tampak ingar bingar. Ratusan warga tumpah ruah berpartisipasi dalam gelaran karnaval yang mengusung konsep Bhinneka Tunggal Ika.
Berdasarkan pantauan Malang Pagi, pawai perdana yang diadakan usai pandemi tersebut diikuti ratusan warga dari RT 01 hingga RT 06. Tua, muda, anak-anak, bahkan balita turut berpartisipasi meramaikan perhelatan menyambut HUT ke-77 Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sesuai tema yang diusung, para peserta mengenakan beragam pakaian khas yang mewakili suku, adat budaya, dan agama yang ada di Indonesia. Terlihat di antara peserta mengenakan pakaian khas Bali, Tionghoa, Jawa, Dayak, hingga Papua. Bahkan ada pula yang mengusung boneka raksasa Ogoh-Ogoh asal Bali, juga Ondel-ondel dari Betawi. Tidak ketinggalan, seni Bantengan yang kini akin digemari warga Malang juga turut ditampilkan.

Tak kalah menariknya, kelompok warga RT 04 RW 15 yang menyuguhkan tema Madura hadir lengkap denan replika sapi karapan. Lagu Tanduk Majeng pun bergema mengiringi rombongan yang tampil sangat ceria siang itu. “Kami mengusung tema Madura dalam karnaval ini, karena hampir 80 persen warga RT 04 berasal dari Madura,” ungkap A Aryoko, selaku koordinator dari RT 04 RW 15.
Kepada Malang Pagi, Aryoko menyampaikan bahwa tujuan mengangkat budaya Madura adalah untuk menjalin kerukunan, kekompakan, dan mewujudkan masyarakat yang guyub rukun antaretnis. “Selain itu, kami juga ingin menyajikan tampilan yang berbeda dari karnaval-karnaval sebelumnya yang pernah digelar di RW 15,” bebernya. Untuk menampilkan tema Madura ini, Aryoko mengaku melakukan persiapan selama lima minggu.
Ditemui di tempat sama, Ketua RW 15 Kelurahan Lowokwaru, Siswanto menyampaikan bahwa latar belakan perhelatan karnaval ini adalah untuk mempererat persatuan dan kesatuan warga RW 15. “Konsep yang kami sajikan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Dari sini kita dapat melihat kebudayaan, suku bangsa dari Sabang hingga Merauke melalui kostum yang dikenakan para peserta,” jelasnya.

Menurut Sis, sapaan akrab Ketua RW 15, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dapat diimplementasikan dari tingkat RT atau RW. “Melalui kegiatan ini, kami berharap kekompakan, gotong-royong, persatuan. dan kesatuan senantiasa terbina,” ucapnya.
Salah satu penonton, Cintia, mengaku cukup terhibur menyaksikan karnaval RW 15. “Senang melihatnya. Apalagi konsepnya apik. Penataan barisan, tarian, kostum, ada Ogoh-Ogoh dan Bantengan yang merupakan budaya Indonesia. Sangat menarik dan keren,” tuturnya.
Menurutnya, selain menghibur warga, karnaval juga memberikan edukasi kepada generasi muda tentang budaya dan suku yang ada di nusantara. “Bahwa meskipun berbeda-beda, namun tetap bergandengan. Itu nilai yang sungguh luar biasa,” sebut warga Jalan Sarangan itu.
Karnaval dimulai tepat pukul dua siang, dibuka oleh Lurah Lowokwaru Safril Aris Sandi. Dalam kesempatan tersebut dirinya memberikan apresiasi dan mengucapkan terimakasih atas kontribusi dari warga RW 15 Kelurahan Lowokwaru. “Saya berpesan untuk selalu jaga kekompakan, kerukunan ,dan ciptakan situasi yang aman dan nyaman di lingkungan RW 15,” pesannya.
Rute karnaval ini melewati Jalan Selorejo, Jalan Mawar, Jalan Sarangan, Jalan Letjen Sutoyo, dan berakhir di Jalan Selorejo. (Har/MAS)