Malang Pagi
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • OPINI
  • GAYA HIDUP
  • BERITA DUKA
No Result
View All Result
Malang Pagi

Kayutangan, Pusat Pertokoan Eropa Akibat Wijkenstelsel

Indra mengungkapkan, awalnya kebijakan Wijkenstelsel tertuju pada orang Cina saja. Namun kemudian berimbas pada ras lain, yaitu dibentuknya zonasi atau dikelompokkan dalam klaster-klaster hunian dengan ras yang homogen.

by Red
18 Juli 2021
in Kota Malang, Seni & Budaya, Wisata
Bagikan Berita

Salah satu sudut Pertokoan Kayutangan tempo dulu. (Foto: istimewa)

KOTA MALANG – malangpagi.com

Saat melintasi deretan pertokoan di koridor Kayutangan, tampak ada beberapa bekas toko yang mangkrak, dan menjadi sasaran vandalisme. Meskipun begitu tak sedikit pula sentra bisnis yang masih bergeliat, meskipun fungsi pertokoan berganti dengan wajah baru.

Wilayah Kayutangan dahulu merupakan pusat perekonomian untuk orang-orang Eropa. Berdasarkan keterangan pemerhati sejarah, Tjahjana Indra Kusuma, koridor Kayutangan sudah menjadi pusat pertokoan sejak Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) masuk Malang sekitar 1767, dan memutuskan untuk membuka kawasan di seberang selatan Sungai Brantas menjadi hunian orang Eropa.

“Sebelumnya mereka berpusat di utara Sungai Brantas dan pusat bentengnya berada di Rumah Sakit Saiful Anwar,” ungkap Indra, panggilan akrab pria penggagas Malang Raya Heritage itu kepada Malang Pagi, Jumat (16/7/2021)

Ia menambahkan, benteng sengaja didesain untuk mengawasi penduduk bumiputra di seberang selatan Sungai Brantas.

Baca Juga :

Kota Malang Raih PPD Terbaik Pertama Tingkat Jawa Timur

Kota Malang Raih PPD Terbaik Pertama Tingkat Jawa Timur

5 April 2024
Ki Demang Minta Maaf, Atas Kritiknya Terhadap 108 Malang Rise and Shine Kayutangan Heritage

Ki Demang Minta Maaf, Atas Kritiknya Terhadap 108 Malang Rise and Shine Kayutangan Heritage

10 Juni 2022
Malang 108 Rise and Shine Dianggap Kurang Promosikan Wisata Heritage

Malang 108 Rise and Shine Dianggap Kurang Promosikan Wisata Heritage

7 Juni 2022
Malang 108 Rise and Shine, Kebangkitan Ekonomi dan Pariwisata Kota Malang Pasca Pandemi

Malang 108 Rise and Shine, Kebangkitan Ekonomi dan Pariwisata Kota Malang Pasca Pandemi

5 Juni 2022
Usai Pelantikan, Muslimat NU Kota Malang Tancap Gas Jalankan Program

Riyayan Nang Kajoetangan, Kembalinya Wisata Kampung Heritage Kayutangan

30 Mei 2022
Load More

Penuturan lain diungkap oleh Direktur Utama Jasa Tirta I, Raymond Valiant. Pecinta sejarah ini mengungkapkan, bahwa pertokoan orang-orang Eropa disebabkan karena adanya kebijakan Wijkenstelsel yang dikeluarkan oleh VOC.

“Kebijakan Wijkenstelsel ini merupakan kebijakan VOC yang membagi wilayah berdasarkan ras. Itulah mengapa di Kota Malang ada Pecinan yang merupakan pusat perdagangan warga Tionghoa, dan ada Kayutangan yang notabene pusat perekonomian golongan Eropa,” jelas penggemar kopi itu.

Aturan Wijkenstelsel ini diterapkan untuk memastikan orang Cina, Arab, dan India berada pada canton (wilayah) mereka sendiri. Orang Eropa dan sedikit Indo-Eropa ditempatkan tersendiri, sedangkan orang pribumi ditempatkan di kawasan sendiri.

Senada dengan itu, Tjahjana Indra Kusuma menimpali, pembagian wilayah hunian berdasarkan aturan Wijkenstelsel bertujuan pula untuk mempermudah kontrol antarras.

“Tiap suku bangsa dalam komunitas tersebut, baik yang dalam lokasi zona perkampungan atau hunian yang dikelompokkan maupun yang sedikit menyebar, dikontrol oleh seorang pimpinan yang juga bertugas sebagai pemungut retribusi, pajak, maupun perizinan lingkungan tersebut,” jelasnya.

Indra mengungkapkan, awalnya kebijakan Wijkenstelsel tertuju pada orang Cina saja. Namun kemudian berimbas pada ras lain, yaitu dibentuknya zonasi atau dikelompokkan dalam klaster-klaster hunian dengan ras yang homogen.

Data dari Buku Malang Beeld van een stad penulis A. Van Schaik. (Foto: istimewa)

Dalam Staadgemeente Malang: 1914 – 1939 disebutkan, pola penyebaran permukiman di Malang dibedakan menjadi 3, yaitu daerah permukiman orang Eropa terletak di sebelah barat daya Alun-Alun meliputi Talun, Tongan, Sawahan, sekitar Kayutangan, Oro-Oro Dowo, Tjelaket, Klojen Lor, dan Rampal.

Untuk permukiman orang Cina (Tionghoa), terdapat di sebelah tenggara Alun-Alun (sekitar Pasar Besar). Daerah orang Arab di sekitar belakang Masjid Jami. Sedangkan daerah orang pribumi kebanyakan menempati kampung sebelah selatan Alun-Alun, yaitu daerah Kampung Kebalen, Penanggungan, dan Djodipan.

A Van Schaik menulis dalam bukunya Malang Beeld van een stad, pada 1890 penduduk Eropa di Malang hanya berjumlah 459 jiwa. Namun pada 1920 jumlahnya naik pesat menjadi 3.504 jiwa. Hal ini ditengarai karena Malang sudah menjadi Gemeente (Kotamadya) dan infrastruktur sudah mulai dibangun.

Tahun 1930 terjadi lonjakan penduduk Eropa yang cukup fantastis. Kenaikan mencapai lebih dari 100 persen, yakni menjadi 7.463 jiwa. Itulah mengapa di sekitar barat daya Alun-Alun banyak ditemui bangunan bergaya Kolonial. Tak terkecuali di Kayutangan, banyak pula ditemui bangunan-bangunan berarsitektur Eropa.

Tahun 1940 jumlah penduduk Eropa di Malang makin melonjak menjadi 13.867 jiwa, dan Kayutangan pun menjadi pusat perdagangan untuk orang-orang Eropa ini.

Dukut Imam Widodo dalam buku Malang Tempo Doeloe (2015) menyebutkan, data buku dari De Gids voor Malang en Omstreken yang terbit tahun 1924 mengungkapkan bahwa di sepanjang Kayutangan banyak terdapat toko-toko besar.

Di Kayutangan nomor 15 terdapat toko V.O.S yang menjual sepeda dan peralatannya. Di sampingnya terdapat toko yang menjual segala macam peralatan musik, tali senar, alat-alat olahraga, lampu gas, dan keperluan lainnya.

Di Kayutangan nomor 34 ada Toko bernama B. Knaven yang menjual alat untuk rambut. Ada pula toko G. Hageraats yang menjual sepatu dengan harga terjangkau.

Tak kalah masyhurnya, gedung Radja Ally (bukan Raja Bally) disebut dalam Buku Cagar Budaya di Kota Malang yang diterbitkan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (2018). Gedung kembar yang berada di sisi utara perempatan Jalan Kahuripan, Semeru, dan Basuki Rahmat itu dulunya adalah toko buku bernama Bookhandle SLUTTER-C.C.Tan van Darp Co. Pada tahun 1950 berubah menjadi Radja Ally yang dimiliki oleh warga keturunan India-Pakistan.

Sedangkan untuk bangunan kembar bagian selatan di masa lalu digunakan sebagai toko emas Juwelier Tan, yang saat ini menjadi eks Bank Commenwealth cabang Malang.

Keberadaan toko-toko tersebut menjadi bukti geliat perekonomian warga borjuis Eropa. Tak mengherankan jika sebagian dari bangunan-bangunan yang berjajar di koridor Kayutangan di tetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya. Seperti Gedung Radja Ally, Gedung PLN Kayu Tangan, dan Gedung Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Malang.

Lantas, gedung heritage yang juga berada di koridor Kayutangan dulunya adalah toko kelontong dan saat ini menjadi milik Bank Negara Indonesia (BNI) 1946 dengan status Objek Diduga Cagar Budaya (ODCB), karena masih dalam proses kajian dan belum ditetapkan.

Apakah bangunan tersebut boleh direnovasi? Atau adakah aturan yang dilanggar? Hal tersebut akan dikupas dalam tulisan berikutnya. (Har/MAS)

 


Bagikan Berita
Tags: KayutanganKayutangan HeritageWijkenstelsel
ADVERTISEMENT

Related Posts

Jelang Porprov Jatim 2025, Kota Malang Gelontorkan Rp4,5 Miliar untuk Alat dan Vitamin Atlet

Jelang Porprov Jatim 2025, Kota Malang Gelontorkan Rp4,5 Miliar untuk Alat dan Vitamin Atlet

28 Mei 2025

...

Ratusan Pebulutangkis Muda Berlaga di Kejurkot Kapolresta Malang Kota Open 2025

Ratusan Pebulutangkis Muda Berlaga di Kejurkot Kapolresta Malang Kota Open 2025

28 Mei 2025

...

Lagi! Belasan Kucing di Malang Mati Mendadak, Warga Resah Diduga Karena Racun

Lagi! Belasan Kucing di Malang Mati Mendadak, Warga Resah Diduga Karena Racun

27 Mei 2025

...

Meski Banyak Keluhan Soal Biaya, Disdikbud Kota Malang Tak Larang Sekolah Gelar Wisuda

Meski Banyak Keluhan Soal Biaya, Disdikbud Kota Malang Tak Larang Sekolah Gelar Wisuda

27 Mei 2025

...

DPRD Kota Malang Tegaskan Peningkatan Kualitas SDM Jadi Fokus Utama RPJMD

DPRD Kota Malang Tegaskan Peningkatan Kualitas SDM Jadi Fokus Utama RPJMD

26 Mei 2025

...

Pemkot Malang Dapat Hadiah Bus Sekolah Usai Raih WTN Ketiga Kali

Pemkot Malang Dapat Hadiah Bus Sekolah Usai Raih WTN Ketiga Kali

26 Mei 2025

...

Pemkot Malang Siapkan Perwal, Program Rp50 Juta per RT Ditargetkan Jalan Tahun 2026

Pemkot Malang Siapkan Perwal, Program Rp50 Juta per RT Ditargetkan Jalan Tahun 2026

26 Mei 2025

...

Load More
Next Post
Hill House Batu Bagikan Nasi Bungkus Merah Putih Kepada Masyarakat yang Menjalani Isoman

Hill House Batu Bagikan Nasi Bungkus Merah Putih Kepada Masyarakat yang Menjalani Isoman

Gerakan Berbagi Untuk Warga, Relawan Salurkan Bantuan Kepada Warga Terdampak PPKM

Gerakan Berbagi Untuk Warga, Relawan Salurkan Bantuan Kepada Warga Terdampak PPKM

ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Pedoman Siber
  • Redaksi

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

No Result
View All Result
  • BERITA
  • MALANG RAYA
  • EKONOMI BISNIS
  • OLAHRAGA
  • OTOMOTIF
  • GAYA HIDUP

©2018 - 2024 Malang Pagi. Hak cipta dilindungi undang-undang.

× Chat Admin